Showing posts with label SATRIA PINANDHITO IMAM MAHDI. Show all posts
Showing posts with label SATRIA PINANDHITO IMAM MAHDI. Show all posts

Friday, June 1, 2012

Al-Mahdi akan muncul di bulan Muharram



Al-Mahdi akan muncul di bulan Muharram

Al-Mahdi akan mumcul di bulan Muharram. Pada Ramadhan sebelum kemunculannya, terlihat beberapa tanda-tanda nyata dan peristiwa- peristiwa yang aneh di langit. Mula-mula terjadi guncangan, kemudian muncul gelegar suara yang keras dan dahsyat,


Dari buku “Huru-Hara Akhir Zaman” karangan Amin Muhammad Jamaluddin (dosen Pascasarjana Fakultas Dakwah dan Tsaqafah Islamiyah, Universitas Al Azhar, Kairo)(Penerbit Aqwam, Juli 2003):


Halaman 97:
Keanehan-keanehan yang terjadi pada Ramadhan dan petaka-petaka dahsyat pada bulan Syawwal, Dzulqaidah dan Dzulhijjah. Al-Mahdi akan muncul di bulan Muharram. Pada Ramadhan sebelum kemunculannya, terlihat beberapa tanda-tanda nyata dan peristiwa- peristiwa yang aneh di langit. Mula-mula terjadi guncangan, kemudian muncul gelegar suara yang keras dan dahsyat, setiap orang bisa mendengarnya, kemudian muncul bintang berekor yang menerangi langit, kemudian matahari dan bulan mengalami gerhana.





Jika peristiwa-peristiwa diatas telah terjadi pada bulan Ramadhan, maka pada bulan Syawal akan terjadi huru-hara (ma’ma’ah). Kemudian pada bulan Dzulqaidah akan terjadi konflik antar suku dan perselisihan antar negeri Islam. Kemudian pada bulan Dzulhijjah, pada musim haji, akan terjadi perampokan terhadap para jama’ah haji dan peperangan antar suku dan bangsa Islam, sehingga darah mengalir di Jumrah ‘Aqabah pada hari-hari Idul Adha di Mina.


Jika peristiwa di atas telah terjadi, maka Al-Mahdi muncul dan dibaiat pada hari Asyura bulan Muharram.


Saya akan menyebutkan beberapa hadits mengenai hal ini yang sebenarnya cukup banyak:


Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti tiang yang bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada bulan Dzulqa’idah terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok, dan pada Muharram, tahukah apakah Muharram itu?”


Rasulullah saw. juga bersabda:
“Akan ada suara dahsyat di bulan Ramadhan, huru-hara di bulan Syawwal, konflik antar suku pada bulan Dzulqa’idah, dan pada tahun itu para jamaah haji dirampok dan terjadi pembantaian besar di Mina dimana banyak orang terbunuh dan darah mengalir disana, sedangkan pada saat itu mereka berada di Jumrah Aqabah”.


Beliau saw. juga bersabda:
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawwal…”. Kami bertanya: “Suara apakah, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jum’at, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: “Mahasuci Al-Quddus, Mahasuci Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus!”, karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa”.


Muhammad bin Ali berkata:
“Sesungguhnya, Al-Mahdi yang kita nantikan itu memiliki dua mukjizat yang belum pernah terjadi semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, bulan mengalami gerhana pada malam pertama bulan Ramadhan, sedangkan matahari mengalami gerhana pada pertengahan bulan itu, dan kedua hal itu belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi”. (diriwayatkan Daruquthni dalam sunan-nya).

http://zilzaal.blogspot.com/

Tuesday, May 22, 2012

TURUNNYA ISA BIN MARYAM PERTANDA AKHIR ZAMAN


TURUNNYA ISA BIN MARYAM 
PERTANDA AKHIR ZAMAN
Oleh Al-Ustadz Abu Karimah Askari
“Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat, dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (An-Nisa`: 159).


Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
Yang dimaksud ahli kitab adalah Yahudi dan Nashara, sebagaimana disebutkan jumhur (mayoritas) ulama. Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi kaum Majusi, apakah mereka termasuk ahli kitab atau bukan. Ada dua pendapat dalam hal ini, dan yang shahih bahwa mereka tidak termasuk kalangan ahli kitab. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. (Lihat Syarh Al-Masa`il Al-Jahiliyyah, karya Yusuf bin Muhammad As-Sa’id, 1/83-85)


“Sebelum matinya.” Kata ganti pada “matinya” ada kemungkinan kembali kepada ahli kitab. Sehingga makna ayat ini adalah setiap dari ahli kitab yang menghadapi kematian dan menyaksikan perkara tersebut secara hakiki, maka dia akan beriman kepada Isa u dan menyatakan bahwa beliau adalah Rasul Allah. Namun keimanan tersebut tidaklah bermanfaat, sebab hal itu adalah iman yang terpaksa saat mendekati kematiannya. 


Sehingga kandungan ayat ini adalah ancaman terhadap mereka dan agar mereka tidak terus-menerus berada di atas keyakinan batilnya, yang nantinya mereka akan menyesal sebelum matinya.
Al-Qurthubi t menyebutkan sebuah riwayat bahwa Al-Hajjaj bertanya kepada Syahr bin Hausyab tentang ayat ini. Dia berkata: “Benar-benar didatangkan kepadaku tawanan dari orang Yahudi dan Nashara, lalu aku perintahkan untuk menebas lehernya. Dan aku memerhatikannya di kala itu, namun aku tidak melihat tanda-tanda keimanan darinya.” Maka Syahr bin Hausyab menjawab: “Sesungguhnya di saat dia telah menyaksikan perkara akhirat (yakni telah melihat kematiannya), dia pun beriman bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, dia beriman kepadanya namun tidak bermanfaat baginya.” Al-Hajjaj bertanya: “Dari mana engkau mengambil ilmu ini?” Syahr menjawab: “Aku mengambilnya dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah.” Maka Al-Hajjaj berkata: “Engkau mengambilnya dari sumber yang jernih.”


Dan ada pula yang mengatakan bahwa kata ganti pada “matinya” kembali kepada Isa u. Sehingga maknanya adalah: “Tidak seorang pun dari kalangan ahli kitab yang hidup di masa turunnya Isa bin Maryam, melainkan akan beriman kepada Al-Masih sebelum beliau meninggal. Dan itu terjadi ketika mendekati hari kiamat serta munculnya tanda-tanda hari kiamat yang besar. Ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Ibnu Zaid, dan selainnya. Dan ini pendapat yang dipilih oleh At-Thabari. Dan pendapat ini dikuatkan dengan hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:


وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلُهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ {وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا}


“Demi Dzat yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, sebentar lagi akan turun kepada kalian (Isa) bin Maryam sebagai hakim yang adil. Dia menghancurkan salib, membunuh babi-babi, dan meletakkan hukum jizyah (bayar upeti bagi kafir dzimmi). Dan harta melimpah ruah, hingga tidak seorang pun mau menerimanya, dan hingga satu rakaat lebih baik dari dunia beserta segala isinya.”
Lalu Abu Hurairah berkata: “Bacalah oleh kalian jika kalian mau….” (lalu beliau membaca ayat tersebut di atas). (Muttafaq alaihi) [Lihat Tafsir At-Thabari, As-Sa’di, dan Al-Qurthubi]


Ibnu Katsir menyatakan setelah menjelaskan tentang kuatnya pendapat ini: “Tidaklah diragukan bahwa inilah pendapat yang benar. Sebab maksud dari konteks ayat ini adalah menyatakan kebatilan apa yang disangka oleh kaum Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Dan berita itu diterima begitu saja oleh kaum Nashara yang jahil (bodoh) tentang hal tersebut. Maka Allah k mengabarkan bahwa perkaranya tidaklah demikian. Sesungguhnya itu hanyalah orang yang diserupakan (dengan Isa) bagi mereka, lalu mereka membunuh yang diserupakan tersebut dalam keadaan mereka tidak mengetahuinya. Allah pun mengabarkan bahwa Allah mengangkatnya kepada-Nya, dan beliau masih tetap dalam keadaan hidup. Dan beliau akan turun sebelum tegaknya hari kiamat, sebagaimana telah ditunjukkan hadits-hadits yang mutawatir.” (Tafsir Ibnu Katsir).


Penjelasan Ayat
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap ahli kitab pasti akan beriman tentang Isa u dan bahwa beliau adalah Rasul dari Allah k. Namun yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama, apakah ahli kitab yang dimaksud adalah secara umum pada setiap zaman ataukah ahli kitab yang hidup di zaman turunnya Isa bin Maryam ? Letak perselisihannya adalah dalam memahami dhamir (kata ganti) yang terdapat pada kata “sebelum matinya”. Apakah yang dimaksud kematian ahli kitab tersebut ataukah kematian Isa bin Maryam ?


Ulama yang berpendapat bahwa kata ganti tersebut kembali kepada ahli kitab, mengatakan bahwa setiap ahli kitab pasti sempat menyatakan keimanannya kepada Isa bin Maryam dan bahwa beliau adalah Rasulullah, dalam keadaan bagaimanapun kondisi akhir kematian dari ahli kitab tersebut. Baik dia mati terbakar, tenggelam, jatuh ke dalam sumur, tertimpa dinding, dimakan binatang buas, atau mati secara mendadak. Sampaipun ketika dia menjatuhkan dirinya dari sebuah bangunan (tinggi), maka dia sempat mengucapkannya ketika masih berada (melayang) di udara. 


Namun pernyataan keimanan tersebut tidak memberi manfaat baginya. Sebab dia menyatakan hal tersebut pada waktu tidak diterima keimanan seseorang. Seperti halnya pernyataan Fir’aun yang menyatakan keimanannya di akhir hayatnya, sebagaimana difirmankan Allah :
“Dan kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir’aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk mendzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam dia berkata, ‘Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).’ Mengapa baru sekarang (kamu beriman) padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (Yunus: 90-91)
Adapun pendapat kedua, menyatakan bahwa pada saat turunnya Isa di akhir zaman, setiap ahli kitab yang ada di zaman beliau turun niscaya beriman kepada Isa dan meyakini bahwa beliau adalah Rasulullah, serta tidak ada yang memeluk agama lain pada masa itu kecuali Islam yang murni. Dan pada hari kiamat nanti, beliaulah yang menjadi saksi atas manusia dengan membenarkan orang yang memercayai beliau sebagai Rasul Allah dan mendustakan orang yang tidak percaya kepada kerasulannya. 


Dan hal ini dikuatkan dengan hadits di atas, di mana Rasulullah n (menyebutkan bahwa di antara tugas Isa bin Maryam di saat turun ke bumi adalah meletakkan/tidak memungut pembayaran jizyah/upeti dari seorang kafir dzimmi), dan setiap orang akan diberi salah satu dari dua pilihan: masuk Islam atau diperangi.


Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata setelah meyebutkan hadits di atas: “Maknanya adalah agama menjadi satu saja. Sehingga tidak diperbolehkan lagi bagi seorang pun dari kalangan kafir dzimmi untuk membayar jizyah.”
Al-Imam An-Nawawi t mengatakan: “Yang benar bahwa Nabi Isa tidak menerima agama kecuali Islam. Dan ini dikuatkan oleh riwayat lain dari Al-Imam Ahmad t dari jalur lain dari Abu Hurairah dengan lafadz:


وَتَكُونُ الدَّعْوَى وَاحِدَةً


“Dan panggilan menjadi satu (yaitu Islam).”
An-Nawawi menjelaskan: “Dan makna Nabi Isa meletakkan jizyah adalah bahwa jizyah tersebut disyariatkan dalam syariat ini. Dan pensyariatan tersebut terikat dengan zaman turunnya Isa bin Maryam u, sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits ini. Bukan yang dimaksud bahwa Isa sebagai penghapus hukum jizyah, namun Nabi kita n yang menjelaskan dihapuskannya hukum tersebut dengan sabda beliau ini.” (Lihat Fathul Bari, 6/492).
Isa bin Maryam Belum Wafat
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Isa belumlah wafat. Tidak seperti yang disangka kaum Yahudi dan Nashara yang meyakini bahwa Isa telah mati disalib. Pada dua ayat sebelumnya, Allah menjelaskan hal ini:
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah.’ Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa yang sebenarnya dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (An-Nisa`: 157-158)


Ayat ini dengan gamblang menyebutkan bahwa mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Namun yang terjadi adalah Allah k menjadikan salah seorang murid beliau diserupakan dengannya, sehingga mereka pun menangkap dan membunuh muridnya yang diserupakan Isa itu, bukan Isa sendiri.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas c, beliau berkata: “Menjelang diangkat Allah ke langit, Isa keluar menuju para sahabatnya. Di rumah tersebut ada 12 orang dari para pembelanya. 


Beliau keluar menuju mereka dari mata air yang ada di rumah dalam keadaan kepala beliau meneteskan air. Lalu beliau berkata: ‘Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan kekafiran terhadapku 12 kali setelah dia beriman.’ Lalu beliau berkata: ‘Siapakah di antara kalian yang mau dijadikan serupa denganku, sehingga dia yang terbunuh sebagai penggantiku, dan dia akan bersama dalam kedudukanku (di surga)?’ Maka berdirilah seorang anak muda yang umurnya paling muda di antara mereka. Lalu beliau berkata kepadanya: ‘Duduklah.’ Kemudian beliau mengulangi kembali ucapannya kepada mereka, dan pemuda tersebut berdiri kembali. Lantas beliau berkata: ‘Duduklah.’ Lalu beliau mengulangi lagi ucapannya, maka pemuda tersebut berdiri kembali dan berkata: ‘Saya.’ Maka beliau berkata: ‘Dialah engkau (yang terpilih).’ Maka diapun diserupakan oleh Allah dengan Isa. Dan Isa diangkat melalui lubang yang ada di rumah tersebut. Lantas datanglah orang-orang Yahudi mencari beliau. 


Mereka pun menangkap orang yang telah diserupakan dengan beliau, kemudian membunuh dan menyalibnya.


Maka di antara mereka ada yang kufur terhadapnya 12 kali setelah beriman. Mereka terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengatakan: ‘Allah bersama kita dalam beberapa waktu, kemudian Dia naik ke langit.’ Mereka ini dari kalangan Al-Ya’qubiyyah. Satu kelompok lagi berkata: ‘Adalah anak Allah yang bersama kita dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya.’ Mereka ini dari kalangan An-Nasthariyyah. Dan satu kelompok lagi mengatakan: ‘Yang bersama kita adalah hamba Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya.’ Mereka inilah kaum muslimin. Lalu dua kelompok kafir berhasil mengalahkan kelompok muslim dan membunuh mereka. Maka Islam pun tertutupi hingga Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad n.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449. Ibnu Katsir t berkata: “Sanadnya shahih sampai ke Ibnu ‘Abbas c.”)
Allah telah mengangkat Isa ke langit dan akan menjadikan hamba-Nya tersebut sebagai tanda dekatnya hari kiamat, dengan diturunkannya kembali ke muka bumi. Sehingga beliau merasakan mati di bumi sebagaimana manusia lainnya. 
Sebagaimana Allah berfirman:
“Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat.” (Az-Zukhruf: 61).


Pada lafadz لَعِلْمٌ ada dua bacaan:
Pertama, dibaca لَعِلْمٌ dengan ‘ain yang dikasrah dan lam yang disukun. Dan ini adalah bacaan yang masyhur.


Kedua, ada yang membacanya dengan lafadz  لَعَلَمٌ  dengan ‘ain dan lam yang difathah, yang berarti tanda. Dan ini adalah bacaan yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah, Qatadah, Abu Malik Al-Ghifari, dan yang lainnya.


Ibnu ‘Abbas, Adh-Dhahhak, Qatadah, Mujahid, dan yang lainnya menafsirkan ayat ini dengan: “Turunnya Isa bin Maryam u sebagai tanda akan berakhirnya zaman dan dekatnya hari kiamat.” (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 16/105)


Di antara ayat yang mengisyaratkan yang tersebut dalam ayat:
“Demikianlah sifat-sifat mereka (umat Muhammad) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil.” (Al-Fath: 29)
Kemudian Nabi Isa q berdoa agar Allah l menjadikan dirinya termasuk dari umat Muhammad. Dan Allah pun mengabulkan doanya, kemudian mengangkatnya ke langit sampai diturunkannya kembali pada akhir zaman sebagai seorang mujaddid (pembaharu) agama Nabi Muhammad. Bersamaan itu pula muncullah Dajjal dan beliau pun membunuhnya.


• Para ulama berselisih pendapat dalam menanggapi lafadz Al-Masih hingga mencapai 23 pendapat. 
Di antaranya:

  • Ibnu ‘Abbas c menyatakan: “Tidaklah beliau mengusap seseorang yang berpenyakit kecuali sembuh. Tidak pula mayat kecuali hidup kembali.”
  • Dinamai Al-Masih karena bagusnya wajah beliau (tampan) karena kata Al-Masih secara bahasa bermakna wajah yang tampan.
  • Ada yang berpendapat dinamai Al-Masih karena beliau mengembara. Kadang berada di Syam, di Mesir, menyusuri pantai dan lain-lain.

Al-Hafizh Abu Nu’aim dalam kitabnya Dala`ilun Nubuwwah menjelaskan: “Ibnu Maryam dinamai Al-Masih, karena Allah menghapuskan dosa-dosa darinya.” Pada tempat lain beliau berkata: “Dinamai demikian karena Jibril q mengusap beliau dengan barakah. 
Hal ini sebagaimana firman Allah:
“Dan Dia menjadikan aku sebagai seorang yang diberkati di mana saja aku berada.” (Maryam: 31) Wallahu a’lam bish-shawab, wal ‘ilmu ‘indallah.


Syubhat dan Bantahan 
Seputar Turunnya Nabi Isa
Oleh Al-Ustadz Qomar ZA, Lc


Mengkaji hal-hal yang sifatnya ghaib seperti turunnya Nabi Isa di akhir zaman, tentu tak luput dari pro dan kontra. Karena sebagai bagian dari ranah keimanan, tentu itu semua tak bisa ditelisik hanya dengan mengandalkan indera manusia yang terbatas. Siapa yang tak mampu menundukkan akalnya di bawah kendali keimanan, niscaya ia akan berada di barisan pasukan pengingkar.




Pengingkar Turunnya Al-Masih Isa


Di antara bentuk penyimpangan aqidah adalah pengingkaran atau tidak mengimani akan turunnya Isa. Pengingkaran ini bisa dilakukan secara individual semacam yang dilakukan oleh Mahmud Syaltut, guru besar Universitas Al-Azhar, Mesir1, atau secara kelompok seperti sebagian kelompok Mu’tazilah serta orang-orang filsafat dan atheis. (Iqamatul Burhan hal. 6)


Di antara alasan mereka dalam mengingkari turunnya Isa adalah:


• Bahwa hadits-hadits dalam hal itu palsu dan tidak masuk akal.


Jawab: Bahwa hadits-hadits dalam hal ini sangat banyak. Bahkan para ulama menggolongkannya sebagai hadits mutawatir. Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri mengatakan bahwa jumlahnya mencapai lebih dari 50 hadits. Mayoritasnya shahih dan sebagian lagi hasan. Adapun anggapan tidak masuk akal, Asy-Syaikh At-Tuwaijiri juga telah menyanggahnya. Beliau mengatakan: “Adapun nalar yang lurus dan akal sehat yang selalu berjalan bersama kebenaran ke mana kebenaran itu mengarah, niscaya tidak akan ragu-ragu dalam menerima kebenaran yang datang dari Kitabullah atau yang secara mutawatir datang dari hadits Rasulullah dalam hal turunnya Al-Masih (Isa) di akhir zaman. Tapi nalar yang melenceng serta akal yang rusak, tidak akan segan-segan menolak kebenaran. Sehingga akal yang rusak serta pengusungnya itu tidak perlu diperhitungkan.”


• Syubhat: Turunnya Isa itu mustahil, karena Nabi Muhammad adalah penutup para nabi dengan nash Al-Qur`an.


Jawab: Bahwa turunnya Isa di akhir zaman tidaklah membawa syariat yang baru. Tidak pula berhukum dengan Injil. Namun berhukum dengan syariat Allah l dan Sunnah Rasulullah n. Dan ia menjadi salah satu umat ini (seperti pada hadits-hadits yang lalu, -pent.). Al-Imam Ahmad t meriwayatkan dengan sanad yang shahih sesuai dengan syarat Al-Bukhari dan Muslim dari Samurah bin Jundub bahwa Nabi Allah dahulu mengatakan:


إِنَّ الدَّجَّالَ خَارِجٌ -فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ وَفِيْهِ- ثُمَّ يَجِيءُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ مُصَدِّقاً بِمُحَمَّدٍ n وَعَلَى مِلَّتِهِ، فَيَقْتُلُ الدَّجَّالَ ثُمَّ إِنَّمَا هُوَ قِيَامُ السَّاعَةِ


“Bahwa Dajjal pasti keluar –lalu beliau melanjutkan haditsnya, dalam hadits itu–. Lalu datanglah Isa bin Maryam membenarkan Muhammad dan di atas agama Muhammad, kemudian setelah itu tegaklah hari kiamat.” (HR. Ath-Thabarani, dan Al-Haitsami mengatakan: “Para rawinya adalah para rawi kitab Shahih.”) [Iqamatul Burhan, At-Tuwaijiri]


• Syubhat: Seandainya turunnya Isa itu termasuk prinsip iman, tentu itu akan disebut dalam Al-Qur`an dengan tegas.


Jawab: Semua yang telah shahih dari Nabi, sesuatu yang telah beliau beritakan akan terjadi, wajib kita imani. Dan ini merupakan realisasi dari syahadat Muhammad Rasulullah. Dan realisasi ini termasuk prinsip iman, di mana seseorang tidak menjadi seorang mukmin yang terlindungi darah dan hartanya hingga merealisasikan persaksian kerasulan Muhammad, berdasarkan sabda beliau:


أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ


“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang benar kecuali Allah, serta beriman denganku dan dengan apa yang aku bawa. Bila mereka melakukan itu maka mereka telah melindungi dariku darah dan harta mereka, kecuali dengan haknya. Dan hisabnya diserahkan kepada Allah.” (Shahih, HR. Muslim dari Abu Hurairah)


Dan telah shahih dari Nabi bahwa beliau memberitakan akan munculnya Mahdi di akhir zaman, keluarnya Dajjal, serta turunnya Isa. Sehingga wajib mengimani hal itu sebagai bentuk bukti pembenaran terhadap firman Allah:


وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى


“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur`an) menurut kemauan hawa nafsunya.” (An-Najm: 3-4)


Dan sebagai pengamalan terhadap firman-Nya:


“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr: 7)


• Syubhat: berita-berita semacam ini akan membuka pintu bagi manusia untuk mengaku-ngaku bahwa dirinya Mahdi atau bahkan Al-Masih Ibnu Maryam.


Jawab: Berita-berita dari Nabi yang shahih, tidak bisa ditolak dengan alasan kemungkinan-kemungkinan serta argumen yang tidak tepat semacam ini. Bahkan harus dipercayai dan diterima, meskipun ada yang tergoda dengan kandungannya (sehingga mengaku-ngaku, -pent.). Allah n memerintahkan Rasul-Nya untuk mengatakan kepada manusia:


“Dan supaya aku membacakan Al-Qur`an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: ‘Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan’.” (An-Naml: 92)


Demikianlah cara menyikapi berita-berita yang shahih dari Nabi, yakni disambut dengan sikap menerima dan percaya. Serta tidak perlu menoleh kepada ahlul fitnah yang menyelewengkan maknanya, tidak sesuai dengan yang semestinya dan menerapkannya tidak pada tempatnya… Dan barangsiapa mengaku bahwa dirinya adalah Al-Masih Ibnu Maryam sementara Dajjal belum keluar maka dia adalah seorang pendusta. Dan Al-Masih Ibnu Maryam itu punya dua tanda yang tidak dimiliki oleh manusia yang lain:


1. Bahwa ia membunuh Dajjal, sebagaimana dalam hadits yang mutawatir.


2. Bahwa tidak mungkin bagi seorang kafir yang mendapatkan desah nafasnya kecuali pasti mati. Sedangkan nafasnya berakhir ke mana berakhirnya pandangannya, seperti dalam hadits An-Nawas bin Sam’an z yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi mengatakan: “Gharib, hasan shahih.”


Dengan dua tanda ini, terkuburlah segala harapan bagi setiap pendusta yang mengaku-aku dirinya adalah Al-Masih Ibnu Maryam r. (Diringkas dari kitab Iqamatul Burhan, hal. 11-27 karya Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri)


Ahmadiyyah


Golongan lain yang menyeleweng dalam hal keimanan akan turunnya Al-Masih Ibnu Maryam adalah Ahmadiyyah. Aliran yang diprakarsai oleh seorang bernama Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadyani ini mengklaim bahwa dirinyalah sesungguhnya yang dijanjikan dalam hadits-hadits akan turunnya Isa Ibnu Maryam. Namun karena tahu bahwa dirinya bukanlah Al-Masih Ibnu Maryam maka dia menciptakan suatu doktrin bagi pengikutnya bahwa Al-Masih Ibnu Maryam telah mati. Ini dia lakukan demi mencapai sebuah sasaran, yakni bahwa sebenarnya yang muncul bukanlah Al-Masih, tapi orang yang menyerupainya. Siapa dia? Tentu yang dia maksudkan adalah dirinya.


Bantahan :


Amat mudah sebenarnya mengungkap kedustaan mereka dan membantah pembodohan mereka terhadap umat. Saya nyatakan, mereka tentunya mengimani hadits-hadits yang menerangkan akan turunnya Isa. Jika tidak, bagaimana mungkin mereka mengklaim bahwa yang dijanjikan dalam hadits adalah orang yang menyerupai Al-Masih.


Dan sejak awal langkah, akan hancurlah proklamasi mereka bahwa Mirza-lah yang dijanjikan dalam hadits. Karena jikalau mereka mengimani hal itu, semestinya pula mereka beriman dengan sifat-sifat fisik Al-Masih, bagaimana peristiwa turunnya, misi yang diembannya, serta kondisi alam pada zamannya. Termasuk dua hal yang disebut oleh At-Tuwaijiri di atas, bahwa ia membunuh Dajjal dan bahwa setiap orang kafir yang mendapati desah nafasnya pasti akan mati.


Apakah ini terjadi pada Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadyani, bila ia benar-benar orang yang dijanjikan dalam hadits? Tentu setiap orang tahu –termasuk Mirza sendiri– bahwa itu semua tidak terjadi pada dirinya…. Demikian pula kata-kata “turun” yang tidak menunjukkan adanya kematian, mereka takwil. Sehingga tidak mereka imani apa adanya, bahkan mereka selewengkan kepada makna lain, semacam “keluar” atau “kebangkitan”.


Adapun anggapan mereka bahwa Nabi Isa q telah wafat, tidak diangkat kepada Allah l, tentu ini juga merupakan kebatilan yang nyata. Melalui pembahasan sebelumnya, pembaca dapat menakar seberapa nilai keyakinan ini.


Namun mereka berupaya melegitimasi keyakinan tersebut dengan ayat yang mereka selewengkan maknanya. Di antaranya:


“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Ali ‘Imran: 144).


Mereka anggap bahwa para nabi seluruhnya telah wafat atas dasar makna (خَلَتْ) yakni yang telah mati. Dan bahwa Abu Bakr berdalil dengan ayat ini atas kematian Nabi Muhammad n karena para nabi sebelumnya telah mati. Para sahabat juga berijma’ atas kematian Nabi Muhammad n dan seluruh rasul sebelumnya.


Jawab: Seandainya kita terima bahwa (خَلَتْ) bermakna mati, maka dalil-dalil yang lain menunjukkan pengkhususan Isa dari hukum ini. Artinya mereka semua mati terkecuali Isa. Lalu, siapakah yang menukilkan “ijma’ para sahabat” bahwa mereka sepakat atas kematian seluruh nabi termasuk Nabi Isa? Bukankah ini semata-mata kedustaan?


“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (Ali ‘Imran: 55)


Mereka mengatakan bahwa Ibnu Abbas c menafsirkan kata (مُتَوَفِّيكَ) “mewafatkanmu” yakni mematikanmu.


Jawab: Bahwa maksud Ibnu Abbas adalah mewafatkannya di akhir zaman setelah turunnya. Yang semakin menguatkan hal ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Ishaq bin Bisyr dan Ibnu ‘Asakir dari Ibnu Abbas c dalam menafsirkan ayat ini. Beliau katakan: “Allah l mengangkatmu kemudian mewafatkanmu di akhir zaman.” (lihat Ad-Dur Al-Mantsur, 2/36)


Dan Ibnu Abbas sendirilah yang menjelaskan maksud ucapannya, tidak memerlukan orang-orang Ahmadiyyah untuk menyelewengkan ucapannya menuruti keinginan mereka. Demikian pula riwayat-riwayat lain dari beliau yang menunjukkan keimanan tentang diangkatnya Isa dan akan turunnya beliau. Seperti tafsir beliau terhadap ayat 61 dari surat Az-Zukhruf: “Sungguh itu adalah tanda untuk datangnya hari kiamat.” Beliau katakan: “Yakni munculnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat.” (HR. Al-Imam Ahmad)


Kemudian kata (مُتَوَفِّيكَ) “mewafatkanmu” dalam penggunaan bahasa Arab yaitu bahasa Al-Qur`an, tidak terbatas pada “kematian”. Bahkan bisa berarti “mengambil atau menangkap”, terkadang juga bermakna “menidurkan”. Ibnu Taimiyyah menjelaskan: “Adapun firman Allah :


“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir’.” (Ali Imran: 55)


justru menunjukkan bahwa Allah tidak memaksudkan dengan kata (مُتَوَفِّيكَ) adalah mati. Kalau yang Allah maksudkan adalah kematian, tentu dalam hal ini Isa sebagaimana mukminin yang lain, karena sesungguhnya Allah l ambil arwah mereka dan Allah angkat menuju langit. Dengan itu diketahui, tidak ada keistimewaan (pada Nabi Isa kalau begitu, pent.)... Padahal pada ayat yang lain, Allah berfirman:


“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya….” (An-Nisa`: 157-158)


Firman Allah l di sini “Allah mengangkatnya kepada-Nya” menerangkan bahwa ia diangkat dengan jasad dan rohnya. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa makna: (مُتَوَفِّيكَ) adalah “mengambilmu”2 yakni mengambil roh dan badanmu… Dan terkadang bermakna menidurkan seperti firman-Nya:


اللهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا


“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya.” (Az-Zumar: 42)


وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (Al-An’am: 60) [Majmu’ Fatawa, 4/322-323]


Ahmadiyyah mengatakan bahwa maksud diangkatnya Isa adalah diangkat derajatnya. Allah mengangkat derajatnya dan Allah l angkat rohnya sebagaimana arwah kaum mukminin. Seperti Nabi Idris :


وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا. وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا


“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)


Jawab: Tentang Idris q, para ulama memiliki beberapa tafsir tentang ayat itu. Di antara para ulama mengatakan bahwa Allah l mengangkatnya ke langit dalam keadaan hidup lalu meninggal padanya. Dan ini tafsiran Ibnu Abbas, Mujahid, dan selain keduanya dari ulama salaf. Dengan tafsir ini maka ayat ini justru menjadi dalil yang mematahkan pendapat mereka.


Yang lain berpendapat diangkatnya derajat Nabi Idris di dalam surga, dan tanpa diragukan, bahwa itu dengan jasad dan rohnya. Lalu seandainya pun ayat yang berkaitan dengan Idris itu artinya terangkatnya derajat, tidak mesti berarti demikian pada ayat yang berkaitan dengan Isa. Karena tentang Isa sangat jelas bahwa maksudnya adalah terangkatnya roh dan jasad dengan alasan:


Allah mengatakan: “Dan mengangkatmu kepada-Ku”, “Bahkan Allah mengangkatnya kepada-Nya.” Dan sesuatu yang telah tetap/pasti dan disepakati kaum muslimin bahwa Allah berada pada ketinggian. Sehingga arti diangkat kepadanya adalah ke langit. Berbeda dengan ayat yang berkaitan dengan Idris “Dan kami mengangkatnya pada tempat yang tinggi” (tidak ada kata-kata “kepada-Ku” atau “kepada-Nya”). Tentu orang yang sedikit saja tahu bahasa Arab akan mengetahui perbedaan kedua susunan kalimat itu.


Seandainya pun –kita mengalah dalam diskusi– bahwa ayat tidak menunjukkan diangkatnya jasad Isa ke langit, namun hadits-hadits sendiri dengan tegas menunjukkan demikian dan jumlahnya sangat banyak. Lantas apa keistimewaan Isa kalau dikatakan seperti layaknya muslimin yang lain?


Dalam ayat An-Nisa 157-158 di atas terdapat dalil yang sangat jelas bagaikan terangnya matahari menunjukkan apa yang telah dijelaskan dan yang diimani kaum mukminin. Firman-Nya: “Bahkan Allah mengangkatnya kepada-Nya” menunjukkan diangkatnya roh dan jasad. Seandainya Allah memaksudkan kematian, tentunya akan dikatakan: “Tidaklah mereka membunuhnya dan tidaklah mereka menyalibnya… bahkan ia mati.” (Lihat At-Taudhih li Ifkil Ahmadiyyah fi Za’mihim Wafatal Masih, karya Shalih bin Abdul ‘Aziz As-Sindi)


Wallahu a’lam bish shawab.
1 Dalam buku kumpulan fatwanya hal. 59-82. Lihat Asyrathus Sa’ah hal. 349, Ash-Shahihah no. 1529.
1 Bukan “mewafatkanmu”.


Misi Nabi Isa Turun ke Bumi
Oleh Al-Ustadz Qomar ZA, Lc.
Nabi Isa diturunkan ke muka bumi memang bukan dalam kapasitasnya sebagai rasul yang menyerukan syariat baru. Tidak pula menghapus syariat nabi terakhir Muhammad. Lantas misi apa yang beliau emban?


Merujuk kepada hadits-hadits yang lalu, kita akan mengetahui misi Nabi Isa ketika turunnya. Di antaranya:


1. حَكَمًا عَدْلًا, 
sebagai hakim yang adil.


Al-Imam An-Nawawi menerangkan: “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan (hukum) syariat ini, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau syariat yang menghapus (syariat Nabi Muhamad, -pent.). Bahkan beliau adalah salah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini. (Syarah Muslim, 2/366. Demikian pula Ibnu Hajar menerangkan dalam Fathul Bari, 6/491)


Ibnu Abi Dzi’b mengatakan kepada Al-Walid bin Muslim, ketika menyampaikan hadits Abu Hurairah, bahwa: “Nabi Isa mengimami/memimpin kalian dengan kitab Rabb kalian dan Sunnah Nabi kalian.” (Shahih Muslim 1/369-392 Kitabul Iman, Fi Nuzul Ibnu Maryam. Cet. Darul Ma’rifah).


2. يَكْسِرَ الصَّلِيبَ, 
memecah atau menghancurkan salib.


Ibnu Hajar mengatakan: “Yakni membatalkan agama Nasrani, dengan cara menghancurkan salib dengan sebenar-benarnya, serta membatalkan apa yang diyakini oleh orang Nasrani tentang keagungannya.” (Fathul Bari, 6/491)


3. َيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ, 
membunuh babi.


Al-Imam An-Nawawi mengatakan bahwa padanya terdapat dalil bagi pilihan madzhab kami (madzhab Asy-Syafi’i) dan madzhab mayoritas para ulama bahwa bila kita mendapati babi di negeri peperangan atau negeri aman sementara kita dapat membunuhnya maka hendaknya kita membunuhnya. (Syarhun Nawawi, 2/367)


4. يَضَعَ الْـجِزْيَةَ, 
meletakkan atau menggugurkan jizyah.


Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada ahlul kitab yang hidup di tengah negeri muslimin, ketika mereka tidak mau memeluk agama Islam. Dengan itu, mereka boleh tinggal di negeri muslimin serta mendapatkan jaminan keamanan dari muslimin. Tapi dengan turunnya Nabi Isa maka Islam tidak lagi menerima jizyah, yang juga berarti tidak diterimanya lagi dari ahlul kitab kecuali Islam. Al-Imam An-Nawawi t mengatakan: “Makna yang benar adalah bahwa beliau tidak akan menerima jizyah, tidak menerima dari orang kafir kecuali Islam, dan orang kafir yang tetap ingin membayar jizyah, mereka tidak akan dilindungi. Bahkan beliau tidak akan menerima kecuali Islam atau kalau tidak, dibunuh. Demikian dikatakan Abu Sulaiman Al-Khaththabi dan yang lain dari kalangan para ulama.” (Syarhun Nawawi, 2/367).


5. Mengajak orang untuk masuk Islam atau memerangi manusia demi Islam. 
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:
لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ


“Tidak ada antara aku dengan dia nabi –yakni Isa– dan ia pasti turun, dan bila kamu melihatnya maka ketahuilah dia. Seorang lelaki yang tingginya sedang, agak merah dan putih, antara dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah. Lalu ia memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam, dan ia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu ia tinggal di bumi selama 40 tahun. Kemudian ia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud no. 4324, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar t dalam Fathul Bari, 6/493 dan Al-Albani t dalam Ash-Shahihah no. 2182)




Sumber :http://www.asysyariah.com

TURUNNYA NABI ISA 'ALAIHISSALLAM


TURUNNYA NABI ISA 'ALAIHISSALLAM
MENARA PUTIH DI TIMUR DAMASKUS


Damaskus (bahasa Arab: دمشق, Dimasyiq , juga disebut الشام asy-Syām) adalah ibukota dan kota terbesar di Suriah. Kota ini merupakan salah satu kota yang selalu dihuni tertua di dunia, selain Al-Fayyum, dan Gaziantep. Populasinya saat ini diperkirakan sekitar 1.67 juta jiwa.


Urutan kejadian: Isa turun di menara putih di timur Damaskus di waktu malam, Isa menuju ke Yerusalem membantu kaum muslimin memerangi Dajjal, Isa membunuh Dajjal di pintu Lodd, Dan batu pun berbicara, Pembantaian Yahudi “Concerto” II, Pembebasan ke seluruh dunia (Ekspansi ke Rum-Amerika dan Eropa), Masa-masa kemakmuran. 


Hadist-hadist dan sumber lainnya yang mengabarkan tentang turunnya Nabi Isa 'Alaihissallam antara lain adalah sebagai berikut :



  1. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ketika Allah telah mengutus Almasih putra Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua malaikat. Bila ia menundukkan kepala, maka tergerailah rambutnya; dan jika diangkatnya, kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafir pun yang mencium napasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal napasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lodd. Kemudian dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.” 
  2. Jabir r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, berkata, ‘Marilah shalat bersama kami!’ Isa menjawab, ‘Tidak! Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini.” Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Bagaimana keadaanmu jika Ibnu Maryam telah turun kepadamu dan imam kamu berasal dari golonganmu?” 
  3. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Rasulullah bersabda, “Dan Imam mereka, atau imam pasukan Islam, adalah seorang yang saleh. Ketika imam pasukan Islam, adalah seorang yang saleh. Ketika imam mereka sudah maju untuk shalat subuh, turunlah Isa putra Maryam. Imam itu mundur, berjalan membungkuk dan mempersilakan Isa untuk maju. Isa meletakkan tangan di pundak imam itu dan berkata kepadanya, ‘Majulah dan shalatlah, sebab shalat ini diiqamatkan untuk Anda.’ Imam itu lalu shalat bersama mereka. 
  4. Injil Matius (24:43), “Tetapi ketahuilah ini. Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri datang, sudahlah pasti berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga bersiap sedia, karena Anak Manusia (Isa a.s.) datang pada saat yang tidak kamu duga.” 
  5. Abu Umamah al-Bahlil mengatakan bahwa Rasulullah pernah berkhotbah kepada sahabat dan kebanyakan isi khotbah beliau membicarakan masalah Dajjal, dan beliau memperingatkan tentang Dajjal itu. Lalu beliau menyebutkan keluarnya Dajjal dan turunnya Isa untuk membunuhnya. Beliau bersabda, “Isa berkata, ‘Bukakan pintu!’ lalu dibukakanlah pintu, maka di belakang pintu terdapat Dajjal dan 70 ribu orang Yahudi, yang masing-masing membawa pedang yang tebal dan tajam. Apabila Dajjal melihat Isa, luluhlah Dajjal seperti luluhnya garam dalam air, dan ia berlari segera. Isa berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya aku akan memukulmu dengan satu pukulan yang tak dapat engkau mendahuluiku.’ Lalu bertemulah Isa dengan Dajjal di pintu Lodd sebelah timur, lantas Isa membunuhnya. Lalu Allah membinasakan orang-orang Yahudi, sehingga tidak ada satupun makhluk ciptaan Allah yang dijadikan tempat bersembunyi oleh orang-orang Yahudi melainkan Allah menjadikannya dapat berbicara, baik berupa batu, kayu/pohon, dinding, maupun binatang kecuali pohon al-Gharqad karena ia termasuk pohon mereka yang tidak berbicara.” 
  6. Imam Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada antaraku dengannya (Isa) seorang nabi, dan sesungguhnya dia akan turun. Jika kalian melihatnya, maka percayailah seorang laki- laki yang kulitnya antara merah dan putih, pertengahan antara kedua warna tersebut, seakan-akan kepalanya basah sekalipun tidak dikenai air. Maka, dia memerangi manusia demi Islam, dia menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak, dan Allah menghancurkan pada zamannya itu semua agama kecuali Islam. Dia (Allah pada zaman itu) membinasakan Dajjal si pendusta sehingga penduduk di muka bumi ini merasa aman, sampai unta hitam bersusuhan dengan unta, singa, dan sapi, serigala dengan kambing, anak kecil bermain dengan ular tapi tidak membahayakan. Dia tinggal di muka bumi selama 40 tahun, kemudian dia wafat, maka orang-orang beriman menshalatinya (dan menguburkannya).” 
  7. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi saw. Bersabda, “Dua kelompok dari umatku yang Allah hindarkan dari api neraka, yaitu kelompok yang memerangi bangsa India dan kelompok yang bersama Isa Ibnu Maryam.” Beliau bersabda dalam hadits riwayat Hakim, “Barang siapa di antara kalian mendapatinya, maka sampaikan salam dariku.” 



Nabi Isa ‘alaihi wa sallam diturunkan ke muka bumi memang bukan dalam kapasitasnya sebagai rasul yang menyerukan syariat baru. Tidak pula menghapus syariat nabi terakhir Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lantas misi apa yang beliau emban?


Merujuk kepada hadits-hadits yang lalu, kita akan mengetahui misi Nabi Isa ‘alaihi wa sallam ketika turunnya. Di antaranya:


1. حَكَمًا عَدْلاً, sebagai hakim yang adil.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan: “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan (hukum) syariat ini, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau syariat yang menghapus (syariat Nabi Muhamad Shallallahu 'alaihi wa sallam, -pent.). Bahkan beliau adalah salah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini. (Syarah Muslim, 2/366. Demikian pula Ibnu Hajar rahimahullahu menerangkan dalam Fathul Bari, 6/491)
Ibnu Abi Dzi’b mengatakan kepada Al-Walid bin Muslim, ketika menyampaikan hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa: “Nabi Isa mengimami/memimpin kalian dengan kitab Rabb kalian dan Sunnah Nabi kalian.” (Shahih Muslim 1/369-392 Kitabul Iman, Fi Nuzul Ibnu Maryam. Cet. Darul Ma’rifah)


2. يَكْسِرَ الصَّلِيْبَ, memecah atau menghancurkan salib.
Ibnu Hajar rahimahullahu mengatakan: “Yakni membatalkan agama Nasrani, dengan cara menghancurkan salib dengan sebenar-benarnya, serta membatalkan apa yang diyakini oleh orang Nasrani tentang keagungannya.” (Fathul Bari, 6/491)


3. يَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ, membunuh babi.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu mengatakan bahwa padanya terdapat dalil bagi pilihan madzhab kami (madzhab Asy-Syafi’i) dan madzhab mayoritas para ulama bahwa bila kita mendapati babi di negeri peperangan atau negeri aman sementara kita dapat membunuhnya maka hendaknya kita membunuhnya. (Syarhun Nawawi, 2/367)


4. يَضَعَ الْجِزْيَةَ, meletakkan atau menggugurkan jizyah.
Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada ahlul kitab yang hidup di tengah negeri muslimin, ketika mereka tidak mau memeluk agama Islam. Dengan itu, mereka boleh tinggal di negeri muslimin serta mendapatkan jaminan keamanan dari muslimin. Tapi dengan turunnya Nabi Isa ‘alaihi wa sallam maka Islam tidak lagi menerima jizyah, yang juga berarti tidak diterimanya lagi dari ahlul kitab kecuali Islam. Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu mengatakan: “Makna yang benar adalah bahwa beliau tidak akan menerima jizyah, tidak menerima dari orang kafir kecuali Islam, dan orang kafir yang tetap ingin membayar jizyah, mereka tidak akan dilindungi. Bahkan beliau tidak akan menerima kecuali Islam atau kalau tidak, dibunuh. Demikian dikatakan Abu Sulaiman Al-Khaththabi rahimahullahu dan yang lain dari kalangan para ulama.” (Syarhun Nawawi, 2/367)


5. Mengajak orang untuk masuk Islam atau memerangi manusia demi Islam


Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيْسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَاعْرِفُوْهُ رَجُلٌ مَرْبُوْعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ اْلإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ اْلإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي اْلأَرْضِ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُوْنَ
“Tidak ada antara aku dengan dia nabi –yakni Isa– dan ia pasti turun, dan bila kamu melihatnya maka ketahuilah dia. Seorang lelaki yang tingginya sedang, agak merah dan putih, antara dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah. Lalu ia memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam, dan ia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu ia tinggal di bumi selama 40 tahun. Kemudian ia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud no. 4324, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari, 6/493 dan Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 2182)




Sumber : Misi Nabi Isa ‘alaihissalam Saat Turun ke Bumi oleh Al-Ustadz Qomar ZA, Lc (http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=553), http://id.wikipedia.org/wiki/Damaskus

KEDATANGAN Nabi ISA AS BERSAMA MALAIKAT BERSAYAP


KEDATANGAN Nabi ISA AS 
BERSAMA MALAIKAT BERSAYAP

• Isa, anak Maryam, akan datang... MENEMPATKAN TANGANNYA DI ATAS SAYAP KEDUA MALAIKAT, ketika ia merundukkan kepalanya, kucuran butir air dengan indahnya bertaburan, dan saat ia mengangkat kepalanya, batu jamrud seperti mutiara yang berkilauan akan berjatuhan. Sakina ada padanya, dan bumi pun mengkerut di hadapannya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 814]


TURUN DI MENARA PUTIH SEBELAH TIMUR DAMSYIK.
MENARA PUTIH DI TIMUR DAMASKUS

  • “Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’, di Timur Damsyik”. [HR Thabrani dari Aus bin Aus]HAKIM YANG ADIL
  • Isa, putra Maryam, akan turun ke dunia, sebagai Hakim dan Pemimpin yang Adil.... Ia akan mendatangi kuburanku, memberiku salam dan aku akan membalas salamnya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 1028] [42] 
  • “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh telah dekat saat di mana putra Maryam turun di antara kalian sebagai hakim yang adil, dia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan harta benda melimpah sehingga tidak seorang pun yang menerimanya.” [Hr. Abu Hurairah , Shahihain]

BERMAKMUM KEPADA 
IMAM AL-MAHDI.

  • “Bagaimana dengan kalian, apabila Nabi ‘Isa putra Maryam turun kepada kalian, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian sendiri.” [HR. Al-Bukhari -Muslim]
  • "Imam Mahdi adalah dari umat ini, dan Isa as turun dan shalat di belakangnya " [Ibn Hajar, Kitab Fathul Bari, syarah Sahih Bukhari]
  • “Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat,sehingga turunlah Isa Ibn Maryam ,maka berkatalah pemimpin mereka (Al Mahdi) : “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam akhir zaman)”. [HR Muslim & Ahmad]

MEMAKAI JUBAH MERAH.


“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa, dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya,maka ketahuilah; bahwa ia adalah seorang laki-laki dengan perawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air, walaupun ia tidak basah”. [HR Abu Dawud]


KEMBALINYA AL-BATTAR DIGENGGAMAN ISA AS, SIMBOLITAS AKHIR DARI KEBENCIAN,PERMUSUHAN, PERANG DAN KEKERASAN.

Epée de Mahomet : Al-BattarAl Battar, adalah pedang yang dahulu digunakan Nabi-Nabi pilihan Allah, tertulis nama Nabi-nabi Allah pada ukirannya; Daud as, Sulaiman as, Musa as, Harun as, Yusya as, Zakariya as, Yahya as, Isa as, dan Muhammad SAW. Juga ada ukiran gambar nabi Daud saat mengalahkan Jalut. 


Pedang al-Batar akan kembali di gunakan Isa as, untuk membunuh Dajjal. Saat Al-Battar digenggam Isa as, menandai akhir dari pedang sebagai simbolitas perang dan kekerasan.


“Jika pedang termanifestasi atas umatku, tidak bisa ditanggalkan sampai tibanya Hari yang dijanjikan.” [Hr. Tirmizy, kitab Al-Mishkat. 5394]


gravure sur l'épée Al Batar


• Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda;


"…Ketika mereka sedang bersiap-siap untuk perang dan merapatkan barisan, tiba-tiba adzan dikumandangkan, lalu Isa putra Maryam turun. Saat Dajjal melihatnya, maka dia meleleh seperti garam di dalam air, seandainya dibiarkan niscaya dia pasti binasa, akan tetapi Allah membunuhnya lewat tangan Isa. Lalu Isa memperlihatkan darah DI PEDANG-NYA kepada mereka.” [Hr. Muslim 2897, Kitab Al-Fitan, di sebagian kitab tercatat tombak]


• “Isa, anak Maryam, akan menjadi penguasa yang adil dan bijaksana di atas seluruh bangsa....PERMUSUHAN dan KEBENCIAN akan menghilang....apa saja yang bersengat akan kehilangan sengatnya, sehingga anak-anak boleh bermain-main dengan ular berbisa tanpa terluka dan singa pun menjadi jinak. Serigala akan seperti anjing di antara domba, dan seluruh dunia akan sarat dengan perdamaian seperti sebuah bejana yang terisi air.


PERANG AKAN BERAKHIR, bumi akan seperti sebuah piring perak. Tanaman akan berbuah seperti di saat Nabi Adam hidup, sehingga sekelompok orang akan berkumpul bersama mengelilingi sepiring buah anggur yang manis dan segar, dan mereka akan puas. Sapi jantan akan murah sekali, begitu juga kuda-kuda.


Kemudian, umat manusia akan berkata: ‘O Rasulullah, apa yang membuat kuda-kuda menjadi murah?’ Ia berkata, ‘Karena tidak dipakai untuk berperang lagi.’ Kemudian, mereka bertanya kembali, ‘Apa yang membuat sapi-sapi jantan sangat murah?’ Ia menjawab, ‘...Karena seluruh muka bumi akan dibajak.’ [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 919]
PENENTU AJAL Al-MASIKH DAJJAL, 
AKHIR “ENERGI NEGATIF” DI DUNIA.


Sangatlah pantas rasanya Allah memberi wewenang khusus kepada Isa as untuk mengakhiri riwayat kedustaan dan Energi negatif Dajjal. Sebab, Beliaulah yang selama ini namanya di hinakan oleh Dajjal. 


Beliau adalah subjek utama kedustaan Dajjal terbesar dalam upayanya mengingkari Tauhid dan melecehkan kenabian Rasulullah Saw, dengan cara merubah Injil, merefleksikan kedustaannya atas Nama Jesus Christ, lalu menciptakan istilah ANTICHRIST dalam membodohi penganut agama dusta yang di buatnya, padahal, istilah tersebut ialah manifestasi sifatnya sendiri, dan yang terfatal, dia merusak ajaran tauhid Isa as dengan ideology pagan Trinitas.


Saat kita mengkaji konspirasi lebih mendalam, kita bertemu pada satu kesimpulan, bahwa setiap kebencian, iri, dengki, sentimen, dan permusuhan, berasal dari energy negatif yang telah lama di agendakan Iblis-Dajjal dan pengikutnya; Reptilian dan illuminatus.


Berbagai cara mereka lakukan untuk menyempurnakan kekuatan gelap energi negatif, melalui inversi sejarah, agama baru, kebanggan palsu, hedonisme, mindcontrol media, hiburan; musik, seni dan penulisan, serta kesehatan; segala unsur kimia pada makanan dan obat-obatan yang mempengaruhi rendahnya vibrasi tubuh sehingga menjadi beban dalam mengamalkan kebaikan/ibadah. 


Bisa di artikan, bahwa hakikat kedatangan Isa as, seperti Energi positif yang akan melebur segala jenis Energi negatif, saat Isa as mematikan pusat Transmiternya, yakni Dajjal. Setelah itu, manusia berada dalam kedamaian dan ketaatan bersama Isa as selama 40 tahun.



  • Tidak ada seorang pun yang diberi kuasa untuk melenyapkan Dajjal kecuali Isa, putra Maryam. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Hadis No. 791]
  • Allah akan membunuh Al Masih Palsu(Dajjal)... melalui tangan Isa, putra Maryam. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Hadis No. . 791]
  • Kemudian, bumi akan terang benderang disinari Nur Ilahi, dan Isa, putra Maryam, akan turun ke bumi....Isa akan membunuh Al Masih Palsu dan tidak ada seorang pun pengikutnya yang bersembunyi di belakang benda apapun, karena benda itu akan berteriak dan berkata, ‘Di belakangku ada seorang pengikut Dajjal’...Kemudian orang-orang akan hidup selama empat puluh tahun. Tidak akan ada seorang pun yang akan mati dan mereka tidak akan sakit. [Tafsir Al-Imam Suyuti 6:158]
  • Masjid-masjid akan menengadah saat Isa Al Masih muncul, sebab ia akan datang kembali...dan bagi orang yang hidup hingga tiba kedatangannya, mereka akan beriman kepadanya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 803]
  • Isa, putra Maryam, akan kembali ke dunia. Ia akan berdoa dan mengumpulkan umat manusia untuk mengikutinya, dan kesolehan akan meningkat olehnya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 802]
  • Isa Al Masih, putra Maryam, akan datang sebelum Hari Kiamat. Ia membuat orang-orang menjadi kaya bathinnya, bersama nya, mereka tidak lagi butuh siapa pun. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 813]
  • Isa, putra Maryam, akan datang kembali, dan saat Dajjal melihatnya, ia akan mencair seperti lilin. Dan Isa akan membunuhnya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 18, Hadis No. 812]
  • Apabila ini memang orangnya, kekuatanmu tidak setara, karena hanya Isa, putra Maryam, yang mampu menandinginya. [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 1014]
  • Wahai umat manusia! Aku tiada lain hanya manusia biasa. Aku mengingatkan engkau kepada Allah.... Hari Kiamat tidak akan datang sampai munculnya 30 pendusta. Dan yang terakhir adalah munculnya Dajjal yang akan mengaku Tuhan.... Isa, putra Maryam, akan datang dan Allah akan menghancurkan Al Masih Palsu itu.... Kemudian, setelah serangan demi serangan kematian menggugatmu…. (Tidak ada lagi pintu tobat) [Kitab Kanzul Umal, Al-Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 994]

KEADILAN ALLAH ATAS BANI ISHAQ, WUJUD KESETARAAN NASAB DAN AKHIR SENTIMEN RAS.


Tentang kedatangan Isa putra Maryam, adalah saat dimana keadilan Allah ditegakan dan ditampakkan di muka bumi. Keadilan segala sisi, termasuk mengenai persoalan garis keturunan, yang selalu menjadi alasan utama konflik 3 agama samawi. Konflik sakral yang di prakarsai Iblis dan Dajjal.


Walau Rasulullah SAW mewakili garis Ismail as, namun beliau di beri kedudukan sebagai Nabi Akhir zaman untuk seluruh Ummat manusia; Nasab, suku, dan bangsa-bangsa. 


Adalah wajar kenapa Beliau SAW yang terpilih sebagai Nabi terakhir dari silsilah Ismail as. Sebab, Nabi-nabi sebelumnya telah banyak terpilih dari Bani Ishaq untuk keuturunannya, bani Israil.


Sementara dua tokoh kedatangan yang dijanjikan, yakni Al-Mahdi dan Isa Putra Mariam, keduanya mewakili garis keturunan dari dua silsilah yang selalu bermasalah itu. Al Mahdi sendiri keturunan dari ayah seorang Bani Ismail, dan Ibunya keturunan pengikut nabi Isa as bernama Syam’un As-syafa, seorang Bani Ishaq. Dan Nabi Isa a.s sendiri, jelas sebagai wakil bagi keturunan Bani Ishaq.


Ismail dan Ishaq, keduanya anak dari bapak Tauhid kita, Ibrahim as. Silsilah Ibrahim as melalui garis Sam bin Nuh as, secara geneologi menjadi cikal bakal bangsa semit. Dua dari Anak nabi Nuh as lainnya, Ham dan Yafits menjadi cikal bakal Ras Non-Semit(Yafits: Bangsa Kaukasia/Eropa, Troya/Romawi Kuno, Amerika, Asia; Mongoloid, Austronesia, Ya’juj Ma’juj/Dwarf. Ham: Afrika, Hindia, Polinesia). 


Selain ada Nabi Khusus untuk Bani Ibrahim as, juga ada Nabi yang diutus kepada Bangsa-bangsa selain semit. Diriwayatkan ada 124.000 Nabi dan 313 Rasul. Sebagian besar Nabi dan Rasul, khusus untuk Bani Israil.


Jadi, pada hakikatnya, seluruh Ummat adalah keturunan Nuh as, keturunan Adam as, keturunan Nabi-Nabi Islam, Fitrah seluruh manusia adalah muslim. Maka dari itu, maksud dari kedatangan Al-Mahdi dan Isa as, ialah sebagai pemersatu setiap bangsa dan ras, lalu mengembalikan fitrah mereka sebagai Bani Adam as yang diikat kalimat Tauhid sebagaimana yang pernah mereka persaksikan saat di lauh mahfudz. Dan ini berlaku hanya kepada Ummat yang mau beriman.


Satu kemungkinan besar, dan boleh jadi keliru, bahwa Kedudukan Almahdi as dan Isa as, seperti dua Imam yang mewakili Bani Ismail dan Bani Ishaq, mereka ibarat Kaisar dan Raja. Kalau kita kalibrasi dengan Injil, Isa as sebenarnya adalah Raja yang di tunggu Bani Israil, Alqur’an dan Hadis pun mendukungn hal itu, maka tentunya kedatangan beliau kedua kalinya layak sebagai obat pelipur kerinduan bani israil yang telah beriman, mengingat mereka telah lama didustai Dajjal. Sedangkan Al-Mahdi, ia sebagai Imam yang mewakili Ahlu bait/Bani Ismail, ia Kaisar bagi keseluruhan bangsa keturunan Adam as di Akhir Zaman.

  • “Al-Mahdi adalah Ahlul Bait, akan mengisi dunia dengan kebaikan, dan Isa bin Maryam akan turun pada saat itu, dan Al-Mahdi akan membantu Isa membunuh Dajal di Palestina, dan Al-Mahdi akan memimpin dunia, dan Isa akan shalat di belakangnya(sebagai kehormatan kepada Ahlu Bait). [Ibn Hajar, Kitab Al-Sawaiq]
  • Tidak ada nabi atau utusan Allah di antara aku [Muhammad] dan Isa, hanya Isa lah yang akan mengungguliku di bangsaku setelah aku. [Kitab Tafsir Imam Suyuthi]
  • “Allah tidak akan mengecewakan suatu bangsa. Aku yang pertama dan Isa yang terakhir dari bangsa itu.” [Kitab Kanzul Umal, Al Muttaqi al-Hind, Jilid 17, Hadis No. 1025]
  • Kalimat manusia menjadi satu, tidak ada yang disembah kecuali Allah, perang dihentikan, ORANG-ORANG QURAISH KEHILANGAN KERAJAANNYA. Bumi seperti piring besar dari perak, ia menumbuhkan pohon-pohon dengan janji Adam, sehingga beberapa orang memakan setangkai anggur dan mereka kenyang, dan beberapa orang memakan satu buah delima dan mereka kenyang. Sapi jantan harganya segini-segini. Sementara kuda hanya dengan beberapa keping dirham….” [HR. Ibnu Majah no. 4128, al-Hakim 4/436-437].
  • Al-Mustawrid al-Qurasyi berkata kepada ‘Amr ibn al-‘Ash (ketika al-Qurasyi mengunjungi kediamannya): 

Saya pernah mendengar Nabi saw. bersabda; ‘Saat datang hari yang di janjikan, orang-orang Romawi akan menjadi mayoritas.’” 


Ketika ‘Amr ibn al-‘Ash mendengarnya, ia kaget dan berkata:
“Cermati ucapanmu!” 
Al-Mustawrid al-Quraysi berkata: “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah.” 
‘Amr ibn al-‘Ash berkata: “Jika apa yang kamu katakan benar, maka itu bisa dipercaya karena mereka memiliki empat keutamaan. Mereka orang yang paling tenang dan sabar dalam menghadapi percekcokan. Mereka cepat pulih setelah mengalami musibah. Mereka kembali menyerang setelah dipukul mundur. Mereka bersikap baik kepada orang miskin, anak yatim, dan orang lemah. Keutamaan kelima dalam diri mereka adalah bahwa mereka tidak mendukung penindasan penguasa tiran.” 


[Shahih Muslim, “Kitab al-Fitan,” hadis ke-2898, dan disebutkan oleh murid al-Albani, Mushthafa Syalabi dalam Shahih ‘Asyrat al-Sa‘ah, h. 179.]


Hadis diatas dikutip oleh Syekh Maulana Muhammad Hisyam Kabbani, dalam kitabnya yang berjudul “The Approach of Armageddon”. Dibawah ini keterangan beliau mengenai Hadis diatas:


“Pada masa lalu, orang-orang nonmuslim biasa disebut dengan ‘Ajam (untuk orang Persia) atau Rûm (untuk orang Romawi). Semua orang yang berasal dari Eropa atau daerah di luar kawasan Semenanjung Arab akan disebut sebagai orang Rum. 


Pada kenyataannya, istilah Rum memiliki dua makna; 


Salah satunya adalah orang-orang ahlulkitab, dan dalam kasus khusus ini adalah orang-orang Eropa Timur. 


Makna kedua adalah, yaitu makna yang dimaksudkan hadis tersebut, mereka yang berasal dari Konstantinopel (sekarang Istanbul), orang-orang Eropa, dan peradaban Barat secara umum. 


Nabi saw. berbicara tentang orang-orang Rum yang akan menjadi kelompok terbesar di akhir zaman. Kini, ada sekitar 1,2 milyar umat Islam, tetapi jumlah seluruh ahlulkitab lebih besar dari itu. Nabi saw. berkata bahwa jumlah orang-orang Rum akan bertambah besar menjelang datangnya Hari Kiamat. Pernyataan tersebut sangat menyentuh orang-orang Islam, karena hadis tersebut menunjukkan bahwa kiamat sudah semakin dekat.” 


Imam al-Bukhari berkomentar bahwa hadis tentang orang-orang Rum yang akan menjadi kelompok mayoritas menunjukkan bahwa “di akhir zaman, orang-orang Rum akan masuk Islam. Karena sifat-sifat baik mereka hanya ditemukan dalam diri orang-orang beriman.”


Imam al-Bukhari mendukung kesimpulan tersebut dalam hadis lainnya, “Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika iman itu ada di atas langit, maka orang pertama yang akan mengambilnya adalah orang-orang Romawi dan Persia.”[Shahih al-Bukhari, 6:63, penjelasan surat Al-Jumu‘ah; Shahih Muslim, hadis ke-2546]


MENYELAMATKAN MANUSIA DARI SERANGAN BANGSA YA’JUJ MA’JUJ/DWARF.

  • Maka saat mereka telah keluar (dari diding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain) maka Allah SWT berkata kepada Isa ibn Maryam; 
”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba(Ya’juj dan Ma’juj)yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hambaKu ke Thur (Thursina) ”
  • Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah ‘Isa beserta para sahabatnya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini.Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya ,menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka. Kemudian Nabi Isa dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah , kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun dikota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh.” [HR. Ahmad,Muslim & Tirmidzi dari An Nawwas bin Sam’am]

NABI ISA AS MENJALANKAN SYARI’AT HAJI

”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak”. [HR. Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah]

DISTINKSI JUDAS DALAM PERSPEKTIF 
ISLAM DAN KRISTEN
JUDAS

1. Judas si murid shaleh, pemuda pilihan yang diserupakan:

Islam dan Kristen berlainan perspektif tentang pribadi Judas Iskariot, di manuskrip kristiani, Judas dianggap murid yang berkhianat. Sementara dalam riwayat Islam, Judas adalah salah seorang dari Hawariyun(murid setia Isa as).

Mengenai Hawariyyun, Ijma’ sepakat berdasarkan Al-Quran, tidak ada yang berkhianat diantara mereka. Makna Hawariyun yang juga di maknai “meraka yang berpakaian Putih”, itu pun sudah cukup menjelaskan kalau mereka bersih dari keingkaran.

"Penolong Isa as, para Hawariy diangkat karena pakaian putih." Menurut Ibnu Katsir 'Hawariy' dalam bahasa Arab bererti 'dukungan'. “Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, "Hawariy berarti 'penolong'". [Imam Ibnu Katsir d.774/1352]

" Yunus bin Habib mengatakan, Hawariy adalah "seorang yang tulus" dan Ibn Al-Kalbi ia didefinisikan sebagai makna "teman". [Qatadah d.117/695]

Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut 'Isa yang setia; "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku".

Mereka menjawab; "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".QS. 5:111

• Pemuda pilihan itu, Judas-lah orangnya:

“siapakah di antara kalian yang bersedia diserupakan dengan aku, lalu dibunuh untuk menggantikan aku, maka ia akan menjadi temanku di surga”

Maka tampillah salah seorang hawariyyun yang paling muda umurnya di antara mereka sebagai tanda kesediaannya, namun nabi Isa berkata :

“Duduklah”

Kemudian nabi Isa as mengulang lagi pertanyaan serupa, namun pemuda tersebut kembali berdiri sebagai tanda kesediannya, nabi Isa as pun menolaknya untuk kedua kalinya.

“Duduklah”

Kemudian nabi Isa as mengulang lagi pertanyaannya yang ketiga kalinya, dan pemuda itupun kembali berdiri menyatakan kesediannya, barulah nabi Isa as menerima dengan rasa haru atas keteguhan iman pemuda tersebut :

“Engkaulah orang itu”

Beberapa hari berikutnya, ketika orang-orang Yahudi telah berhasil mengepung nabi Isa as, maka pemuda tersebut berubah menyerupai nabi Isa, akhirnya ia ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan nabi Isa as selamat yang akhirnya terangkat ke langit, dan akan turun kelak menjelang hari
kiamat untuk menghakimi orang-orang Yahudi. [ Abi Hatim dari Ibnu Abbas, tafsir Ibnu Katsir QS. 5:157]

Komparasi-Kalibrasi dengan Injil:

• “Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.” -Lukas 22:21- (Kalimat 'tangan orang yang menyerahkan Aku' ditafsirkan sebagai konteks pengkhianatan Judas)

“Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap ‘terbesar’ di antara mereka.” -Lukas 22:24- (Ayat ini ditafsirkan sebagai permasalahan dalam menduga siapakah si pengkhianat itu)

Namun Jesus menjawab;

“melainkan yang ‘terbesar’ di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang PALING MUDA dan pemimpin sebagai pelayan.” -Lukas 22:26-

Jelas sekali persamaan versi pada dua sumber skriptur diatas. Hanya martabat dogma dan keimanan lah yang merubah persepsi keduanya.

Ibnu Katsir, berdasarkan riwayat Ibnu Abbas ra diatas, mengatakan pemuda yang diserupakan ialah Simon Petrus(Syam’un As-syafa), sementara, pada kitab yang sama juga di nukil keterangan Ibnu Ishaq ra, tentang Jumlah Hawariyuun sebanyak 12 pengikut yang di rekrut dari 12 suku bani Israil, jumlah ini sesuai dengan versi Nashrani.

Dari 12 jumlah pengikut itu, Ibnu Ishaq ra, mencantumkan juga nama Judas. Jika, Judas juga tercantum sebagai Hawariyun, maka jelas bahwa Judas adalah termasuk dari mereka yang “bersih”, yakni memberi kita kepastian, bahwa JUDAS BUKAN PENGKHIANAT. Wallahu a’lam.
------------------------------------

"dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah". Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa". [An Nisaa' : 157]

2. Ciuman Judas, 
skenario uji ketaatan bukan Khianat:
Kristiani menafsirkan Ciuman Judas sebagai bentuk pengkhianatan Judas, dan cara ia menunjukan siapa Isa as. Sementara Islam memandang ciuman Judas adalah ekspresi ketaatan dan penghormatan Judas kepada gurunya, symbol keharuan juga sekaligus perpisahan dengan gurunya sebelum Isa as diangkat Allah ke Langit.

3. Kalimat “Eli, lama sabachtani…? 
Dan pandangan ke langit:

Pada Matius 27:46 tertulis “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Ayat itu dipahami mereka yang beriman pada teori Jesus/Isa as yang di salib, sebagai doa, bukan sebuah ratapan keluh kesah.

Namun, ini mungkin menjadi rancu bagi mereka yang berkeyakinan sebaliknya. Pertama, tidak mutlaknya validitas ayat yang di catat Mathius, terutama pada kalimat doa itu, menimbang banyak kontradiksi pada riwayat skriptur mereka. Kedua, sangatlah ironis jadinya jika seorang yang “bersih” meratapi pengorbanannya.

Dan pandangan kelangit, yang sering mereka gambarkan, lebih menunjukan kemungkinan besar itu sebuah tatapan haru bagi seseorang yang rindu kepada kekasihnya(gurunya), dengan harapan berjumpa dengan tuhannya(ALLAH). Tatapan itu lebih menunjukan ikhslasnya pengorbanan, atau kerinduan seorang mujahid kepada guru dan Rabb-nya.

4. Penyangkalan Petrus
(Syam’un ash-syafa) mengenal gurunya:

Kristiani menafsirkan penyangkalan Petrus sebagai bentuk kelemahan Imannya, sebab takut untuk ditangkap. [Injil Matius 26:69-74, Injil Markus 14:67-71, Injil Lukas 22:56-60 , Injil Yohanes 18-25-28]

Islam memandang berbeda(tafsir Ibnu Katsir), penyangkalan Petrus adalah bukti kepahaman Petrus tentang siapa Jesus sebenarnya. Petrus telah mengetahui kalau Jesus itu adalah Judas yang telah di serupakan dengan gurunya. Itu kenapa dia menolak mengakui mengenal gurunya, sebab dia sudah mengetahui skenario sebenarnya.

ENIGMA DALAM DOGMA 

1. Fenomena Stigmata
Fenomena Manusia Yang Mengalami Luka Penyaliban Yesus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_d38ZtxI1aFXDaIT3yJZyF-AlIHR6laA5EcFeZKMPVR73i153wy9xTNbbiDxFPuFnnu9X1GFJJnr52SIwWmbRPImjHXarRKsDosl8BQRsyxnwjSb2Wnvi55yOt4P5Qa5AkmzQ2EId2Ww/s1600/Stigmata+%25281999%2529+HDTV+720p.jpg
Poster Film Stigmata
Stigmata adalah kejadian ghaib yg menimpa para Rahib dan pendeta Katolik dimana mereka tiba tiba saja tanpa sebab yg jelas mengalami 5 buah luka penyiksaan Al masih (luka cambukan dipunggung, Luka mahkota duri di kepala, Luka paku salib di TELAPAK TANGAN, Luka paku salib di kaki dan Luka tusukan tombak diperut).

Fenomena ini, adalah misteri yang agak sulit terpecahkan, adakah ini “anugrah” ataukah dissiosiasi mental? Jika ini dissosiasi mental, maka hal serupa juga terjadi pada pengikut Syiah Rafidhah. Wallahu a’lam..

" Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya) ? Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah.

Katakanlah; 'Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.' Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nyadi bumi, atau kamu mengatakan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja.

Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh syaitan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk. " [Ar Ra'd:33]

2. Konspirasi kaffan Turin
Kain kaffan Turin adalah kain kaffan yg konon dipakai untuk membungkus jasad Isa Al masih/Jesus setelah dia mati di tiang salib. Di kain ini tercetak "sketsa" wajah yg konon adalah wajah asli Isa Al masih/Yesus..

National Geographic pernah membahas misteri ini, dan membuktikan kepalsuannya, Kaffan ini terbukti hasil karya Leonardo Da Vinci, dan ia berasal dari abad ke 13 Masehi, sedangkan Peristiwa Penyaliban terjadi pada abad 1Masehi.

Begitu juga Lynn Picknett dan Clive Prince lewat bukunya The Templar Revelation, menjelaskan adanya rahasia gelap Vatikan mengenai Jesus/Judas, Magdalena, dan Kain Kafan turin ini.

3. Makam kosong siapa?

Kalau dari sisi Nashrani, peristiwa ini menghubungkan kita pada sosok Magdalena, dan Jesus. Tapi, jika kita memandangnya dari sisi Islam, tautannya bukan lagi pada Jesus, melainkan pada Judas.

Pertanyaannya, ada apa antara Judas dan Magdalena dalam versi Injil dan Islam sebenarnya? Dan kemanakah Jasad Judas?

Buku-buku seperti; The Tomb of God, The Davinci Code, The Gospel of Judas, Holly Blood-Holly Grail, The lost Gospel, The Lost Treasure of Jerusalem, memberi kita puzzle-puzzle konspirasi tentang apa yang sebenarnya terselubung di balik peristiwa Magdalena mendatangi kubur Jesus/Judas.

Karya-karya itu otomatis mengarahkan kita pada teori bahwa Jesus tidak mati disalib, hal ini pun sejurus dengan keimanan penganut Kristen Tauhid(Unitarianisme) yang menyakini teori Jesus tidak di salib.

Disamping itu, ada lagi teori tentang 'Harta Karun' hasil pencurian para templar dari Jerusalem, yang di bawa ke Roma, lalu dipindahkan ke Rennes le Chateau(Perancis selatan), paska penaklukan Roma oleh Barat.

Harta karun itu sampai sekarang masih misteri, dan belum terpecahkan hingga kini, dan Magdalena sendiri, diyakini Jasadnya terkubur di Marseilles, perancis Selatan.

Richard Andrews dan Paul Schellenberger berpekulasi dalam karyanya 'The Tomb Of God', bahwa; “sesungguhnya rahasia itu memang lebih dari sekedar harta-benda, namun juga meliputi suatu pengetahuan rahasia yang selama ini ditutup rapat oleh Vatikan”.

So, mungkinkah Harta karun tersebut, jasad Judas?
Wallahu a’lam.


//Semua Artikel Tidak Perlu Anda Percaya Anggaplah Dongeng, Mitos Atau Apapun Itu Menurut Anda, Karena Jika Anda Percaya Kehidupan Anda Akan Berubah, Perkumpulan Rahasia Or Secret Societies Akan Terus Memburu Anda Dan Berkata Semua Ini Hanya Fatamorgana//