Saturday, May 12, 2012

Aura Misteri Kawah Ratu di Gunung Salak

Aura Misteri Kawah Ratu di Gunung Salak

Pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 hilang di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu 9 Mei 2012. Sebelumnya, warga setempat sempat melihat pesawat melintas di atas Kawah Ratu. Ada apa di Kawah Ratu?
Kepingan Sukhoi Superjet 100 di Lereng Gunung Salak (Foto) - puing_Sukhoi.jpgKepingan Sukhoi Superjet 100 di Lereng Gunung Salak (Foto) - puing_sukhoi_V.jpg
Kepingan Sukhoi Superjet 100 di Lereng Gunung Salak (Foto) - Puing_Sukhoi_III.jpg
Kepingan Badan Pesawat SSJ 100

Kini, bangkai pesawat Sukhoi Superjet-100 ditemukan di lereng Gunung Salak, tepatnya dekat Desa Cidahu. Kawah Ratu menjadi salah satu kawasan Gunung Salak yang sedang ramai dibicarakan.


Kawah Ratu berada di ketinggian 1. 338 meter dpl. Kawah Ratu dapat di tempuh dengan berjalan kaki selama 3. Dengan rute yang terbilang mudah, Anda akan dapat menemui banyak tanaman kantong semar dan anggrek hutan selama perjalaan.
Kawah Ratu Gunung Salak
Suasana hutan tropis begitu kental terasa hingga banyak satwa, seperti elang jawa, matoa, bahkan macan kumbang terlihat di sini. Suasana pegunungannya kental dengan nuansa petualangan, suhu udaranya mencapai 10-24 derajat Celsius dan hutan termasuk dalam golongan hutan tadah hujan karena hujan turun hampir setiap hari.


Usai melewati perjalanan panjang, tibalah di tempat pariwisata Kawah Ratu yang merupakan tempat terjadinya aktivitas geologi dari panas bumi. Ini terlihat dari cekungan dan pundakan perbukitan yang mengeluarkan belerang panas dan gas asam sulfide (H2S) berbau menyengat.


Sesekali Kawah Ratu memuncratkan belerang bercampur air hingga suaranya seperti gemuruh yang keras. Atraksi ini menimbulkan kepulan asap belerang yang dapat menutupi seluruh kawasan. Demikian seperti dikutip dari situs Explorebogor.
Tidak hanya daya tarik kawah belerang yang ditawarkan kawasan wisata Kawah Ratu yang berada dalam naungan Taman Nasional Halimun Gunung Salak (TNGHS). Ada piua Sungai Cikuluwung, airnya bening hingga dasar sungai terlihat kekuningan yang bercampur warna putih. Banyak wisatawan lokal memanfaatkannya untuk berendam dan melepas lelah setelah berjalan menembus hutan.


Tidak sedikit dari pengunjung memanfaatkan air sungai sebagai media pengobatan, terutama untuk mengobati penyakit kulit. Banyak juga yang mengambil belerang untuk dibawa pulang. Namun, proses pengambilan belerang tidak mudah karena belerang yang bagus letaknya tepat di lubang kawah yang sewaktu-watu dapat menyemburkan asap panas. Jika tidak ahli, akibatnya bisa fatal dan menyebabkan kematian.



Meski Kawah Ratu masih menunjukkan aktivitas geologinya, vegetasi tumbuhan di sekitarnya tidak terganggu. Ini terlihat dari beberapa tumbuhan yang hidup, seperti romogiling (Sceferra actinophylla), yang ujung daunnya berbentuk agak bulat dan hidup di sekitar kawah. Sedangkan tumbuhan yang lainnya terlihat kering kerontang karena hawa panas dari kawah tersebut.


Meski unik, fenomena alam Kawah Ratu ternyata cukup berbahaya. Pasalnya, tidak sedikit nyawa wisatawan yang pernah hilang di sana.
Kawah Ratu juga dikenal sebagai tempat penuh mitos dan legenda. Sepertinya, memang tempat ini dijadikan tempat keramat bagi warga sekitar..


Mengapa Gunung Salak Dianggap Angker?

Bagi masyarakat Sunda yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Gunung Salak memiliki makna tersendiri. Gunung ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat bersemayam dan turunnya para batara atau dewa dari kahyangan. Untuk itu, masyarakat Sunda klasik sering menyebut gunung ini sebagai kabuyutan. Peran gunung sebagai kabuyut dapat dilihat dari cerita-cerita rakyat dan tuturan para pini sepuh.


Oleh masyarakat adat yang tinggal di Desa Giri Jaya, Gunung Salak merupakan kawasan yang penting karena menjadi asal usul daerah dan kehidupan mereka. Gunung Salak juga menyimpan banyak misteri kehidupan, di mana masyarakat meyakini bahwa siapa saja yang dapat menemukan atau mengerti rahasia di dalamnya akan menjadi manusia arif.


Pendapat mereka didasarkan atas tafsiran mengenai asal kata "Salak" yang menjadi nama gunung ini. Menurut masyarakat setempat, nama "Salak" berasal dari "Siloka" dan "Salaka" yang berarti "simbol atau tanda dan juga asal-usul".


Masyarakat adat ini setiap tahunnya sering menggelar acara-acara seremonial tradisi, seperti seren taun, muludan, dan lain-lain. Ritual digelar di Gunung Salak karena gunung ini sangat dihormat oleh masyarakat setempat.


Gunung Salak juga dikenal sebagai destinasi wisata pendakian oleh para wisatawan pencinta alam. Gunung ini memang tidak setinggi Gunung Gede-Pangrango yang juga ada di Jawa Barat. Namun karena mitos dan keangkerannya, gunung ini menjadi sulit untuk didaki.


Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur, yakni jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit, dan Ciawi. Belum lagi jalur-jalur tidak resmi yang dibuka para pendaki ataupun masyarakat sekitar.


Banyaknya jalur menuju puncak Gunung Salak dan saling bersimpangan tentu membingungkan para pendaki. Banyak di antaranya yang kemudian tersasar dan menghilang.


Banyak jalur pendakian, maka banyak pula mitos atau kisah yang menyelimuti Gunung Salak. Selain itu, kawasan ini juga dianggap suci oleh masyarakat Sunda wiwitan karena dianggap sebagai tempat terakhir kemunculan Prabu Siliwangi.


yandhi_gila''s AvatarBanyak pendaki mengaku mendengar gamelan atau melihat penampakan saat mendaki Gunung Salak. Karena itu, disarankan untuk tidak mengucapkan kata-kata kotor atau kasar selama perjalanan untuk menghindari gangguan mahluk halus yang menjadi penunggu, menurut kepercayaan penduduk setempat.


Tidak sedikit pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Salak, termasuk beberapa pesawat lain sebelum Sukhoi Superjet-100. Mungkin inilah yang membuat suasana Gunung Salak terasa angker.



0 comments:

Post a Comment