Monday, May 14, 2012

Kotak Hitam Sukhoi sudah Terlihat dan ditemukan


Kotak Hitam Sukhoi sudah Terlihat
dan ditemukan
Black Box alias kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, mulai terdeteksi keberadaannya. Tim SAR dari TNI mengaku secara kasat mata melihat kotak hitam milik pesawat Shukoi nahas itu. Kotak hitam ini berisikan rekaman percakapan pilot dan menara kontrol.


Ketua Tim SAR Gabungan Danrem 061 Surya Kencana, Kolonel Infanteri A.M., Putranto (kanan) menerima kotak hitam (black box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) dari perwakilan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Letkol Taufik Sobri (kedua kiri), di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/5). Kotak hitam (black box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) yang jatuh di kawasan Gunung Salak berhasil ditemukan personel Kopassus Lettu Taufik di dalam jurang di kawasan Gunung Salak, tempat jatuhnya pesawat Rusia tersebut. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)

Menurut Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi di posko evakuasi Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (12/5), kotak hitam itu berada di sekitar lokasi ditemukannya jenazah-jenazah korban. Namun, karena medan yang terjal, kotak yang biasanya dijadikan titik awal penyelidikan untuk mengungkap penyebab kecelakaan pesawat, belum bisa dievakuasi. Soal kondisi kotak hitam itu sendiri, Tatang mengaku belum mengetahui pasti. Tim SAR belum bisa mendekati kotak hitam itu.


"Tapi yang jelas bahwa itu (kotak hitam) punya harapan bisa di-recovery (ditemukan). Sekalian saya mau berikan klarifikasi bahwa berita-berita rumors bahwa sudah diketemukan, kemudian dilansir seolah-olah seperti itu, itu belum," jelas Tatang kepada reporter Metro TV Indra Maulana. Laporan itu, menurut Tatang, disampaikan anggota pasukan TNI yang kemampuannya jelas teruji.


Ditanya soal kewenangan penyelidikan atas isi dari kotak hitam itu, menurut Tatang, hal itu adalah sepenuhnya di tangan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini KNKT. Namun, Tatang menambahkan, jika Rusia berniat, mereka bisa terlibat dalam penyelidikan. Menurut Tatang, dari pembukaan hingga penyelidikan isi pembicaraan pilot dan menara pengawas di kotak hitam itu bisa memakan waktu hingga 8 bulan.


Pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia itu jatuh setelah menabrak tebing Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat menjalani Joy Flight pada Rabu silam. Pesawat mengangkut 45 penumpang, termasuk delapan kru warga Rusia. Sesaat sebelum hilang kontak, 20 menit setelah lepas landas, pilot sempat meminta izin untuk turun dari 10.000 kaki (3.000 meter) hingga 6.000 kaki (1.800 meter).


Pesawat kemudian berbelok ke kanan dan turun, tapi kemudian menghilang dari layar radar pada ketinggian 6.200 kaki di daerah pegunungan, 100-120 kilometer dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Esok harinya, Sukhoi Superjet 100 dipastikan jatuh di lereng Gunung Salak, dan diduga seluruh penumpang tewas.


Rusia Ngotot 
Bawa Pulang Kotak Hitam Sukhoi
Pesawat Sukhoi Superjet
Tim SAR Rusia kekeuh ingin membawa pulang kotak hitam (black box) Sukhoi SuperJet 100. 

Mereka pun bersikeras akan meneliti black box itu guna mengetahui penyebab kecelakaan di Gunung Salak.

"Kelihatannya mereka memang tetap ingin kotak hitam diteliti disana (Rusia)," kata juru bicara PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, saat berbincang, Senin (14/5). 

PT Trimarga adalah perwakilan Sukhoi di Indonesia.

Sunaryo menambahkan namun tentu pihak Indonesia melalui Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang memiliki wewenang. Bila KNKT memberikan izin, bisa saja alat itu dibawa ke sana.

"KNKT punya alat untuk membaca black box itu, tapi masalahnya match atau tidak," imbuhnya.

Kalau alat untuk membaca black box itu tidak match, bisa saja dibawa ke Rusia. "Jadi ada kemungkinan dibawa ke Rusia harus, tapi tentu harus ada izin KNKT," tuturnya.

Pihak Rusia memiliki kepentingan untuk menyelidiki apa penyebab kecelakaan tersebut. Hingga Senin (14/5) pagi , black box berwarna oranye itu belum diambil dari lokasidi dasar jurang.
Alat canggih itu menjadi bukti penting karena merekam apa yang terjadi termasuk pembicaraan antara pilot Shukoi dengan petugas ATC (Air Traffic Controle), terutama soal apa yang menyebakan pilot meminta turun dari ketinggian 10 ribu ke 6.000 kaki.

Tim investigasi dari Rusia, yang terdiri dari 58 anggota M4C POCCNN  Rusia, sejak Sabtu malam sudah berada di lapangan helipad darurat Lapangan Desa Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk.

Namun pihak tim SAR  dari unsur TNI tidak memberi izin mereka terlibat dalam pencarian para korban di lembah Gunung Salak. Meski pimpinan rombongannya, Deputy of Departement of Emerom of Russia, Michail Chuvalenkov sudah meminta izin.

“Mereka sudah menemui saya untuk meminta izin terbang membantu pencarian, namun saya tolak. Mereka menggunakan heli yang lebih kecil. Saya katakan, jika mau mengangkut puing-puing pesawat, TNI sudah cukup mampu karena mengerahkan helikopter Super Puma,” jelas Danrem Surya Kencana 0621, Kol. Inf. AM. Putranto

Jika mereka bersikeras, kata Putranto, pihaknya tetap tak mengizinkan dan menyarankan menguhubungi Basarnas.  “Kalau mereka usahakan untuk mengambil material Sukhoi lebih baik kerja sama dengan KNKT. Kalau Rusia nekat, tetap kami tidak izinkan terbang. Sebab yang tahu medan adalah kami,” ungkap Putranto.
Lewat Jalur Darat

Tim SAR Rusia datang yang datang ke Posko Lapangan di Desa Pasir Pogor, Cijeruk menggunakan dua helikopter jenis Bolco. Mereka terdiri dari polisi, militer, ahli forensik, perawat, serta regu penolong.

Dua heli Bolco tersebut dibawa dari Rusia dalam bentuk bagian-bagian lalu dirakit di hanggar Lanud Halim Perdanakusuma. Mereka mendirikan dua tenda dan mengeluarkan sejumlah peralatan pencarian.

Tidak diizinkannya terbang membuat  tim investigasi Rusia protes. Diwakili juru bicara dari Kedubes Rusia, Dimitry Solodov, mengklaim pihaknya sudah bekerjasama  dengan pemerintah Indonesia. “Kami akan upayakan agar diberikan izin untuk investigasi langsung,” ujarnya.

Menurut dia, pihaknya punya kepentingan,  sebab  delapan korban adalah warga Rusia dan  pesawat Superjet 100 Sukhoi itu masih milik negaranya.

“Tidak ada alasan kami tidak diberi izin evakuasi dan investigasi. Ini kecelakaan, tidak ada kepentingan. Kita bersama-sama membantu agar cepat selesai. Jangan saling curiga,” ujar Solodov  di posko helipad di pingir lapangan Pasir Pogor, Cipelang.

Protes ini membuat Dandrem Suryakencana mengontak Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo. Akhirnya tujuh dari 46 anggota Tim Rusia diizinkan berangkat lewat jalur darat.

Menurut Ketua SAR Jakarta Ketut Parwa,  tim dari negara Beruang Merah itu hanya diizinkan meneliti puing-puing pesawat.  “Sedangkan untuk evakuasi korban kita  mampu menanganinya,” ujarnya. Sementara 38 anggota tim Rusia lainnya hanya memantau di base camp yang mereka bangun di lapangan Pasir Pogor.

“Tujuh Tim SAR  Rusia berangkat ke lokasi dipandu beberapa anggota Tim SAR kita. Mereka membawa sejumlah peralatan untuk meneliti serpihan-serpihan, tapi mereka dilarang mengangkut puing-puing pesawat,” katanya. [rvn/jik]

http://www.pesatnews.com

Kotak Hitam 
Pesawat Sukhoi Superjet 100 Ditemukan
Kotak Hitam Sukhoi Ditemukan 100 Meter dari Ekor Pesawat
Tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Federasi Panjat Tebing Indonesia akhirnya menemukan benda mirip kotak hitam (black box) pesawat Sukhoi Super Jet 100. Black box inilah yang akan membuka tabir penyebab pesawat penumpang SSJ-100 sampai menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5) pekan lalu.

Mereka menemukan kotak hitam di hutan Gunung Salak, atau lokasinya berjarak 100 meter dari posisi ekor pesawat. Hal ini dibenarkan oleh Komandan Resimen Militer 061/Surya Kencana Kolonel Infanteri Anto Mukti Putranto. "Anggota tim Kopasus dan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang menemukan kotak hitam itu," katanya, Selasa malam. 

Danrem menyebutkan, kotak hitam tersebut terima dari anggota SAR sekitar pukul 21.30 WIB. Awalnya dia belum bisa memastikan kebenaran kotak tersebut. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh perwakilan dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang memastikan bahwa kotak yang ditemukan anggota gabungan tim charly (c) tersebut adalah kotak hitam.

Danrem menyebutkan, meski kotak hitam telah ditemukan, operasi evakuasi masih terus dilanjutkan mengingat saat ini masih ada anggota SAR yang berada di atas. "Operasi masih lanjut, karena saat ini ada beberapa kantung jenazah yang akan dievakuasi dari atas menuju Halim Perdana Kusuman," katanya.

Kotak hitam ditemukan oleh Lettu Inf. Taufik dari Kopasus sekitar pukul 10.00 WIB tadi pagi. Kotak tersebut diserahkan kepada Danrem sekitar pukul 21.00 WIB di posko kendali utama evakuasi korban di Balai Embrio Ternak, Cipelang, Bogor. Rencananya kotak hitam akan dikirim ke Halim Perdana Kusuman Rabu besok, dan diserahkan secara resmi kepada KNKT untuk invetigasi.

Klik disini Videonya
http://video.tvonenews.tv/video/56422

Sumber : http://www.antarajateng.com/

0 comments:

Post a Comment