Mengapa Wanita Mapan “Ditakuti” Pria?
Ilustrasi/Admin (shutterstock)
Terus terang ungkapan teman cowok saya itu tidak aneh sebenarnya. Anda mungkin juga pernah mendengar teman pria anda mengungkapkan hal yang sama. Meskipun mereka pria yang sedang mencari jodoh, tetapi ketika diperkenalkan pada wanita yang sudah mapan terutama secara finansial tiba-tiba saja dia memilih untuk mundur.
Banyak pria yang terkesan “takut” pada wanita mapan. Para pria akan berpikir dua kali untuk mendekatinya. Karena dalam pikiran mereka biasanya cewek mapan akan mencari pasangan yang setara atau setidaknya sama kemapanannya. Mereka telah membuat standar sendiri bahwa cewek mapan tidak mau didekati cowok yang memiliki taraf hidup “materi’ di bawah dia. Alur berpikir seperti ini tentu saja akan menggiring sang pria pada kesimpulan bahwa dia bukan orang yang tepat setelah mengukur kemapanannya.
Pada prinsipnya pria tidak mau bila dalam sebuah hubungan posisinya ada di bawah perempuan. Lebih jauh dalam rumah tangga ia ingin menjadi kepala keluarga yang akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan istri dan keluarganya kelak.
Jika dari awal dia telah melihat wanita itu mapan, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Seorang pria mungkin saja merasa tak ada arti bagi istrinya. Hingga dia minder dengan wanita yang mapan dan punya penghasilan cukup.
Sepertinya ini wajar, apalagi untuk pria yang memiliki pekerjaan standar dengan penghasilan tidak terlalu besar. Dia mengukur diri dengan pasangannya. Saat ia tahu penghasilannya lebih rendah dari si wanita dia kemudian memutuskan untuk menarik diri.
Tetapi haruskah itu menjadi persoalan dalam menjalin hubungan? Tentu saja jika pasangan tersebut tidak membicarakannya dari awal-awal. Bagaimana solusi ke depannya ini akan menjadi masalah besar. Lihat saja begitu banyak pasangan suami-istri yang terpaksa harus mengakhiri hubungan pernikahan mereka karena kesenjangan penghasilan seperti ini. Apalagi jika perempuan benar-benar merasa hebat dari suaminya, maka rasa saling menghormati dan menghargai dalam rumah tangga bisa hilang.
Namun sepertinya tidak semua perempuan mapan berpikir bahwa dia harus mendapatkan lelaki yang kemapanannya di atas dirinya. Seorang teman cewek saya yang cukup mapan saat saya tanya pria seperti apakah yang diinginkannya sebagai pendamping hidup? Jawabannya simple saja, materi bukanlah hal utama. Baginya ternyata lelaki baik dan bertanggungjawab itu adalah hal terpenting. Jika karier atau pekerjaannya tidak sebaik dia itu bukan jadi soal.
Nah bagi anda para pria yang ingin mencari pasangan hidup, dan kebetulan bertemu perempuan yang secara materi cukup mapan?. Mengapa harus takut dan terburu-buru untuk mundur?. Apa salahnya jika mencoba dulu mendekatinya, belum tentu juga para wanita mapan itu berpikir seperti apa yang anda takutkan. Karena tidak semua perempuan itu berorientasi pada materi dan penghasilan.
Saya yakin banyak perempuan yang terlambat menemukan pasangan hidupnya lalu mereka fokus pada pekerjaannya dan bekerja keras, hingga dia mendapat promosi dan kariernya kemudian menanjak naik dan itu wajar bukan? Ini merupakan bonus dari apa yang sudah dilakukannya dengan sungguh-sungguh.
Tetapi di lain sisi, bagi kehidupan personalnya dia menginginkan pria yang mau menerimanya apa adanya, bukan karena pekerjaan dan penghasilannya. Dan ia tidak memandang rendah pria dengan penghasilan kecil darinya. Biasanya wanita mapan akan lebih berorientasi pada kualitas hubungan bukan pada materi yang dimiliki pasangannya.
So mengapa anda tidak mencoba dulu untuk mendekati wanita seperti itu? Keberhasilannya akan menjadi semangat bagi anda untuk meningkatkan taraf hidup anda. Bukan sesuatu yang melemahkan motivasi anda. Jadi tidak perlu mundur bukan?
Bukankah cinta itu tidak memandang materi dan kekayaan? karena selama anda nyaman dengan dia dan anda mencintainya apa salahnya anda mencoba dulu menjalin hubungan. Siapa tahu anda dan dia berjodoh, dan wanita mapan itu adalah orang yang paling tepat untuk mendampingi anda.
Selamat pagi, selamat mencoba mendekati wanita mapan
http://sosbud.kompasiana.com/
0 comments:
Post a Comment