Tuesday, May 1, 2012

Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry


Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry

Kisah The Da Vinci Code karya Dan Brown itu? Kalau sudah pernah menyimak kisah yang menarik itu, tentunya Anda tidak asing dengan istilah Freemason/ Freemasonry dan Kesatria Templar bukan? Dalam bukunya yang sudah difilmkan tersebut Dan Brown mengaitkan kisahnya dengan sejarah Freemasonry. 


Brown mengawali cerita dengan terbunuhnya Jacques Sauniere, seorang kurator di Museum Louvre, Paris. Di tubuh korban dan sekitar lantai, penuh coretan simbol yang menarik perhatian. Lalu muncul Profesor Robert Langdon, pakar simbolisme religi dari Universitas Harvard, Amerika, dan Sophie Neveu, seorang ahli membaca sandi atau cryptographer yang tertarik pada kasus itu. Si cerdas dan perempuan Paris nan cantik berambut burgundi itu pun sepakat menguak misteri itu.

Mereka mendapat informasi, ternyata korban mewarisi mantel Leonardo. Mantel itu menjadi penanda bahwa korban tak lain adalah pemimpin komunitas rahasia : Biarawan Sion. Kelompok itu bertugas menjaga The Holy Grail atau cawan suci. Dari situ, jalinan cerita makin seru dan rumit. Dalam penyelidikannya, Langdon dan Sophie dihadapkan pada berbagai alat bukti yang butuh penafsiran. Mereka juga bertemu dengan Sir Leigh Teabing, sejarahwan yang kaya raya.

Teabing inilah yang nantinya berperan dalam mengungkap tanda tersembunyi pada jalinan teks kitab suci dengan berbagai karya seni, arsitektur, dokumen, mitologi, sejarah gereja, dan ajaran dari sekte-sekte kristen. Dalam pencariannya, mereka harus terbang dari Paris ke London. Mereka dibuntuti seorang rahib bernama Silas dari kongregasi Opus Dei. Opus Dei itu didirikan seorang pastor asal Spanyol, Josemaria Escriva, 1928. Ini sekte Katolik yang amat taat, yang banyak menyulut kontroversi.

Cerita menjadi seru karena mereka juga diburu polisi khusus Prancis, yang menduga Langdon sebagai pembunuh Sauniere. Sebelum akhirnya cerita kembali lagi ke Louvre, tempat pembunuhan terjadi, pembaca dihadapkan pada serentetan kode, teka-teki, misteri, dan cerita konspirasi yang memukau. Sampai akhirnya, terbongkarlah konspirasi yang sudah berlangsung 2000 tahun yang terkait dengan sejarah agama Kristen, Yesus, dan Biarawan Sion di masa lalu yang melibatkan tokoh kondang., seperti Leonardo Da Vinci, Isaac Newton, Botticelli, dan Victor Hugo.

Brown lihai membangun cerita lewat dialog yang lahir dari Sophie dengan Langdon, Sophie dengan Teabing, dan antarmereka bertiga. Dalam dialog itulah, beragam tafsir kontroversial Brown muncul. Misalnya, di Bab 55, dialog Sophie dan Teabing membawa pembaca pada tafsir baru mengenai Konsili Nicaea tahun 325. Pertemuan uskup sedunia itu, menurut Brown, diselenggarakan atas gagasan kaisar Romawi, Kaisar Konstantin. Tujuannya untuk menekan puluhan ajaran keagamaan yang waktu itu muncul. Dalam kesempatan itu, kaisar mendesakkan doktrin soal keilahian Yesus Kristus.

Konsili itu, di mata Brown, penuh muatan politis, yakni hendak menaklukkan dan menyatukan rakyat dalam ideologi tunggal di bawah Kekaisaran Roma. Dengan membuat penyeragaman tersebut, Brown menambahkan, dominasi atas rakyat di wilayah kekuasaan Romawi relatif lebih mudah dilakukan. Gereja selama berabad-abad berpijak pada hasil konsili itu.

Tafsir lain yang juga kontroversial adalah soal Holy Grail atau Cawan Suci yang tampak dalam lukisan Perjamuan Terakhir (The Last Supper) karya Leonardo Da Vinci. Dalam bible dikisahkan, sebelum disalibkan, malam harinya Yesus melakukan perjamuan terakhir bersama ke-12 muridnya. Dalam perjamuan itu, mereka minum anggur dari cawan atau piala, dan memakan roti tak beragi. Menurut Brown, lukisan Da Vinci yang tak menampakkan piala itu menyimpan suatu pesan khusus. 

Ia berkeyakinan, cawan itu sekedar metafora, yang artinya adalah garis suci keturunan. Kata itu diambil dari terminologi bahasa Perancis abad pertengahan, Sangraal (Holy Grail), dari sang (blood berarti darah) dan raal (royal berarti suci). Darah suci atau garis suci keturunan itu, menurut Brown, asalnya dari Yesus dan Maria Magdalena, yang menurunkan Dinasti Merovingian di Perancis abad pertengahan. Bagi Brown, Cawan Suci yang selama ini ditutup-tutupi itu adalah Maria Magdalena itu sendiri.

Yesus telah menikahi Maria Magdalena. Cuma, hal ini sampai sekarang tertutup rapat. Otoritas Gereja menutupinya, karena bertentangan dengan doktrin Yesus sebagai Tuhan. Tak ayal, buku Brown ini telah meruntuhkan akidah kristiani bahwa ternyata Yesus punya istri dan anak. Anak keturunan Yesus itulah – salah satunya Leonardo Da Vinci – yang diburu dan dihabisi oleh kalangan mapan gereja.

Cerita mengenai ini ada pada legenda yang hidup di abad ke-11. Brown rupanya mengacu ke sana. Isinya menyebutkan bahwa Maria Magdalena kemudian datang ke Prancis dan mendarat di Marsailles. Ia muncul sebagai wanita Yahudi terhormat dari Galilea, Israel. Sampai kini masih diyakini bahwa keturunannya hidup di Prancis dan menurunkan beberapa nama besar, seperti Leonardo Da Vinci, Newton, dan Hugo.


Sebenarnya, apa dan bagaimana Freemasonry ini? Bagi penganut teori Konspirasi, Freemasonry adalah sebuah pergerakan bawah tanah yang secara diam-diam mengendalikan pemerintahan-pemerintahan dunia, sistem keuangan dan bahkan arus informasi. Tujuan utama mereka adalah menciptakan sebuah tatanan dunia baru yang dikendalikan sepenuhnya oleh para mason. Lebih jauh, seperti apa sebenarnya perjalanan Freemasonry ini? Dan sejauh apa keterkaitannya dengan Kesatria Templar?



freemason1 Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Simbol Freemasonry



Para ahli sejarah beranggapan bahwa cikal bakal Freemasonry bermula dari Perang Salib. Meskipun baru terbentuk secara resmi pada tahun 1717 di Inggris, sebenarnya Freemasonry berakar jauh hingga ke  peristiwa Perang Salib. Pada kisah perang salib yang umum dikenal terdapat suatu ordo tentara salib yang dinamakan Ksatria Templar. Ordo ini didirikan oleh dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer, 28 tahun setelah tentara salib menduduki Yerusalem. Awalnya  dari 9 anggota, namun ordo ini selanjutnya terus berkembang. Pada masa King Baldwin I menjabat sebagai  Raja Yerusalem, ada 9 ksatria salib yang datang dengan maksud mengamankan peziarah Kristen yang menuju Yerusalem dari pelabuhan di Jaffa. 

King Baldwin I percaya pada 9 ksatria ini, dan memberi mereka markas di sayap kiri istana. Ternyata markas 9 ksatria ini terletak tepat di atas kuil sulaiman (Solomon Temple). Inilah asal dari nama Kesatria Templar. Dari kamar-kamar itulah semua menjadi jelas bahwa motif ksatria templar tersebut adalah untuk memburu harta karun di kuil sulaiman dan juga untuk bisa terus menjaga sebuah rahasia yang selama berabad-abad terus dijaganya. 
al aqsa mosque Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Masjid Al-Aqsa, Solomon Temple

Masjid Al-Aqsa, Solomon Temple Dipercaya Dulu Terletak di Tanah Tempat Masjid Ini Berdiri   Ordo Templar menamakan diri mereka sebagai Order of the Poor Knights of Christ and of the Temple of Solomon, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Ordo Ksatria Miskin Pembela Kristus dan Kuil Sulaiman. Meski menyebut dirinya sebagai “tentara miskin”, dalam waktu singkat Kesatria Templar menjadi sangat makmur. Mereka memiliki kontrol penuh bagi para peziarah Kristen dari Eropa ke Yerusalem. 

Uang dari para peziarah serupa tambang emas bagi mereka. Ordo Templar inilah yang pertama kali menyelenggarakan sistem kredit dan cek, seperti yang ada pada sistem bank. Penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh mengatakan bahwa para Kesatria Templar membangun semacam sistem kapitalis abad pertengahan, dan pada kelanjutannya mengembangkan sistem perbankan modern dengan ciri transaksi berbasis bunga. Tahun 1187, pada pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Hattin, Shalahuddin Al Ayyubi berhasil menduduki lagi Yerusalem. Setelah kekalahan ini sebagian besar tentara salib kembali ke Eropa, dan demikian pula dengan para Ksatria Templar. 

Dari sinilah dimulai penyebaran para Ksatria Templar ke seluruh Eropa dan dunia

Tempat pertama bagi Kesatria Templar untuk menancapkan kukunya adalah Perancis. Mereka mulai menanamkan pengaruhnya di bidang pemerintahan maupun di lingkungan bisnis dan pemodal.
  masonicperancis Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Sebuah Ilustrasi Dari Lodge Masonik Perancis Abad 18   

Kekuatan politik Ordo Templar ini menyusahkan raja-raja Eropa. Namun, ada sisi lain yang lebih mengganggu terutama bagi kalangan kependetaan. 

Ordo Templar perlahan-lahan menyeleweng dari iman Kristen. Sewaktu masih di Yerusalem, mereka telah mengadopsi doktrin-doktrin mistik asing. Desas-desus yang beredar juga mengatakan mereka menyelenggarakan ritual-ritual aneh sebagai penjelmaan doktrin mereka. Akhirnya, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan menangkap anggota-anggota Ordo Templar pada tahun 1307. Kebanyakan dari mereka tertangkap, namun ada sebagian yang berhasil lolos dan menutupi jejak. 

Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, para pelarian ini berlindung di Skotlandia yang merupakan satu-satunya kerajaan  Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik pada abat itu. Mereka menyusun lagi kekuatan di bawah perlindungan Raja Robert the Bruce. Kemudian mereka menemukan sebuah penyamaran yang tepat dengan menyusup ke dalam serikat pekerja terkemuka di Kepulauan Inggris, yaitu lodge (pemondokan) para tukang batu. Dalam waktu singkat mereka menguasai lodge ini. 

Di awal era modern, nama lodge ini diganti menjadi Lodge Masonik. inilah awal berubahnya nama Ksatria Templar menjadi Mason, atau sekarang lebih popular disebut Freemasonry, sebuah organisasi rahasia dengan visi besar.   
PhilippeLeBel Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Philippe Le Bel, Raja Perancis 
yang Memereintahkan Penangkapan Kesatria Templar pada 1307 

Seperti telah disinggung di awal, berdasakn teori konspirasi yang berkembang sejak tahun 1792, pada level internasional, Freemasonry dipercaya sedang berusaha mendorong terciptanya suatu tata pemerintahan dunia baru, pemerintahan dunia yang universal di bawah kendali doktrin mereka. 

Selama ratusan tahun, Freemasonry berevolusi menjadi sebuah kelompok persuadaraan yang para anggotanya  banyak memiliki pengaruh besar dan kekuasaan. Mungkin ini yang menyebabkan  teori konspirasi berkembang subur. Jejak-jejak aktivitas Freemasonry ditemukan di berbagai belahan dunia yang menandakan betapa luasnya wilayah penyebaran pengaruh mereka. 

Di Ameriak, 14 dari 44 presidennya adalah Mason termasuk George Washington, Andrew Jackson, Franklin D Roosevelt, dan Harry S Truman. 18 Wakil presiden Amerika, 9 dari 56 penandatangan deklarasi kemerdekaan Amerika, 18 Senator, 76 anggota DPR dan 35 hakim agung di Amerika juga merupakan Mason. “Saat ini paling sedikit sekitar sepertiga dari presiden Amerika adalah anggota persaudaraan, jadi merupakan sebuah tradisi substansial bagi para politisi untuk terlibat di dalam freemasonry.” Kata salah seorang mason.   
house of the temple Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Hous Of Temple, Markas Freemasonry di Washington DC   

Di Inggris, Sebagian raja, ratu dan perdana menterinya adalah Mason, termasuk Winston Churchill dan pangeran Philip. Dalam bidang ekonomi, keluarga super kaya seperti Rockefeller, Chrysler, Hilton, JC Penney dan bahkan kolonel Sanders diketahui sebagai Mason. Di bidang music ada Beethoven, Mozart, Hendel dan Haydn. Dalam dunia sastra, ada Rudyard Kipling, Shakespeare, Voltaire, Tolstoy dan Sir Arthur Conan Doyle. Bahkan arsitek Menara Eiffel, Patung Liberty, Gedung Putih dan juga Mt Rushmore juga adalah anggota Freemasonry. 

Sungguh pengaruh yang sangat luas di berbagai kalangan. Freemasonry juga diduga berada dibalik gejolak dan peristiwa-peristiwa revolusi penting di berbagai Negara seperti Perancis, Turki, Inggris dan bahkan Indonesia. Di Indonesia, jejak-jejak Freemasonry dapat ditemukan meskipun memang tidak tertulis dalam sejarah. Buku-buku yang mengungkap tentang sejarah keberadaan jaringan Freemason di Indonesia sejak masa penjajahan tersebut, sampai saat ini masih bisa dijumpai di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Majalah resmi Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang pada 1895 sampai awal tahun 1940-an, yaitu Indisch Macconiek Tijdschrift (Majalah Freemason Hindia), juga masih tersimpan rapi di sana.  

freemasonphoto Kesatria Templar dan Jejak Langkah Freemasonry
Foto Para Grand Master Freemasonry di Life Magazine   

Memang pada awalnya Freemasonry diketahui sebagai organisasi rahasia. Namun pada perkembangan selanjutnya hingga hari ini, Freemasonry yang di kenal sebagai perkumpulan rahasia tampak tidak terlalu menjadi rahasia lagi. Lihat saja, saat ini kita sudah dapat menemukan website resmi organisasi ini. Para Grand Master-nya pun tidak segan berpose di Life Magazine dengan formasi piramid yang merupakan salah satu simbol Freemasonry.

//Semua Artikel Tidak Perlu Anda Percaya Anggaplah Dongeng, Mitos Atau Apapun Itu Menurut Anda, Karena Jika Anda Percaya Kehidupan Anda Akan Berubah, Perkumpulan Rahasia Or Secret Societies Akan Terus Memburu Anda Dan Berkata Semua Ini Hanya Fatamorgana//

0 comments:

Post a Comment